Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artileri Hantam Kamp Pengungsi Myanmar, 29 Tewas Termasuk Anak-anak

Kompas.com - 10/10/2023, 13:19 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sebuah serangan artileri yang menghantam sebuah kamp pengungsi di dekat perbatasan Myanmar dengan China telah menewaskan sedikitnya 29 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.

Hal ini jadi salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejak kembalinya pemerintahan militer Myanmar.

Dilansir dari Reuters, penembakan tersebut terjadi menjelang tengah malam pada Senin (9/10/2023) di Negara Bagian Kachin.

Baca juga: Junta Myanmar Kecam Pernyataan ASEAN tentang Kekerasan Militer

Dilaporkan bahwa artileri menghantam kamp sekitar 5 km (3 mil) dari pangkalan di kota perbatasan Laiza yang dijalankan oleh Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), yang telah terlibat konflik selama bertahun-tahun dengan militer Myanmar.

Media Kachin mengatakan bahwa 30 orang tewas dan menyalahkan serangan artileri tersebut kepada militer.

Myanmar telah terlibat dalam konflik brutal di berbagai wilayah setelah kudeta tahun 2021, dengan tentara etnis minoritas dan gerakan perlawanan berjuang untuk merongrong kekuasaan militer setelah tindakan keras dari pasukan keamanan.

Lebih dari 1 juta orang telah mengungsi, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pemerintah Persatuan Nasional bayangan (NUG) mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan keji terhadap warga sipil dan mengatakan bahwa dunia harus mengambil tindakan untuk menghentikan kekejaman dan mengadili para jenderal Myanmar.

"Tindakan dewan militer ini merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata juru bicara NUG, Kyaw Zaw.

Dia menambahkan bahwa serangan di perbatasan dengan China menunjukkan bahwa junta militer tidak menghargai permintaan negara tetangganya untuk perdamaian dan stabilitas.

Baca juga: Filipina Siap Jabat Keketuaan ASEAN 2026 Gantikan Myanmar

Media Kachin membagikan serangkaian gambar grafis di Facebook tentang kehancuran, yang tidak dapat segera diverifikasi.

Salah satunya menunjukkan korban yang tergeletak di lantai, yang lainnya menunjukkan lebih dari selusin kantong mayat berjejer.

Gambar lainnya menunjukkan pria-pria berpakaian militer memilah-milah reruntuhan dan seorang pria menggendong mayat seorang anak kecil.

Baca juga: Warga Myanmar Danai Perlawanan terhadap Kudeta Militer lewat Gim Online

Insiden ini merupakan yang paling mematikan sejak serangan udara di wilayah Sagaing yang bergejolak di Myanmar pada April yang menewaskan puluhan orang termasuk warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com