Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Pelaku Pencabulan Ratusan Pesenam Wanita AS Ditikam di Penjara

Kompas.com - 11/07/2023, 17:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Associated Press/VOA Indonesia

COLEMAN, KOMPAS.com - Dokter olahraga Larry Nassar, yang dihukum karena melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan pesenam perempuan Olimpiade dan perguruan tinggi, ditikam beberapa kali dalam perselisihan dengan sesama narapidana di sebuah penjara federal di Florida.

Dua orang yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Associated Press bahwa insiden itu terjadi pada Minggu (9/7/2023) di Lembaga Pemasyarakatan Coleman. Kedua sumber tersebut mengatakan kondisi Nassar sudah stabil pada Senin (10/7/2023).

Salah seorang sumber mengatakan Nassar ditikam di bagian punggung dan dada. Penjara itu mengalami kekurangan staf dan dua petugas yang bejaga di unit di mana Nassar ditahan, telah bekerja dengan sif lembur, tambahnya.

Baca juga: Robert Hanssen, Mantan Agen FBI yang Ternyata Jadi Mata-mata Rusia, Ditemukan Tewas di Penjara

Kedua sumber tersebut berbicara pada Associated Press dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara secara terbuka untuk membahas rincian insiden yang terjadi, atau penyelidikan yang sedang dilakukan.

Nassar sedang menjalani hukuman penjara selama puluhan tahun setelah dinyatakan bersalah di pengadilan negara bagian dan pengadilan federal.

Ia mengaku melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah atlet ketika bekerja di Michigan State University dan di USA Gymnastic yang berkantor di Indianapolis, yang melatih atlet-atlet untuk berkompetisi di Olimpiade.

Dalam dakwaan terpisah, Nassar juga mengaku bersalah dalam kasus kepemilikan gambar-gambar pornografi anak.

Sejumlah atlet yang menjadi korban Nassar pada tahun 2018 memberikan kesaksian bahwa selama lebih dari 20 tahun, Nassar telah melakukan pelecehan seksual itu, dan mereka telah memberitahu beberapa orang dewasa, termasuk pelatih dan pelatih khusus atletik.

Namun, tidak seorang pun yang mengetahui akan laporan itu mau mengungkapkan kasus tersebut.

Baca juga: Mantan Wali Kota di Meksiko Ini Divonis 92 Tahun Penjara karena Penculikan

Bergerak lambat, FBI dituntut 1 miliar dollar AS (Rp 15,15 triliun)

Lebih dari 100 perempuan, termasuk peraih medali emas Olimpiade Simone Biles, secara kolektif menuntut lebih dari satu miliar dolar pada pemerintah federal atas kegagalan Biro Penyidik Federal (FBI) menghentikan tindakan Nassar setelah agen-agen FBI mengetahui tuduhan terhadapnya pada tahun 2015.

Nassar baru ditangkap satu tahun kemudian oleh polisi Michigan State University.

Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman mengatakan pada Juli 2021 bahwa FBI membuat kesalahan “mendasar” dalam menyelidiki tuduhan pelecehan seksual terhadap Nassar, dan tidak menangani kasus itu “secara sangat serius.”

Semakin banyak atlet mengatakan telah mengalami pelecehan seksual yang sama sebelum FBI mengambil tindakan.

Investigasi yang dilakukan oleh inspektur jenderal itu dipicu oleh tuduhan bahwa FBI gagal untuk segera menangani pengaduan yang dibuat terhadap Nassar pada tahun 2015.

Asosiasi Senam AS (USA Gymnastic) melakukan penyelidikan internalnya sendiri, dan presiden organisasi saat itu Stephen Penny telah melaporkan tuduhan itu kepada kantor lapangan FBI di Indianapolis. Tetapi FBI baru menyelidiki kasus itu beberapa bulan kemudian.

Baca juga: 40 Tahun Dibui di Malaysia, WNI: Staf Penjara Anggap Saya Teman, Bukan Tahanan

Kekurangan staf, biro penjara pekerjakan juru masak untuk awasi napi

Insiden penikaman Nassar kembali mengungkap masalah kekurangan staf yang signifikan di Biro Penjara dalam beberapa tahun terakhir ini.

Hal tersebut juga sempat menjadi sorotan ketika pemodal Jeffrey Epstein ditemukan tewas bunuh diri di penjara federal New York pada tahun 2019.

Investigasi Associated Press pada tahun 2021 menunjukkan hampir sepertiga dari posisi sebagai petugas pemasyarakatan federal di seluruh Amerika Serikat kosong, sehingga memaksa penjara menggunakan juru masak, guru, perawat, dan pekerja lain untuk menjaga para narapidana.

Kekurangan staf ini telah menghambat respons terhadap keadaan darurat di dalam penjara, termasuk kasus bunuh diri.

Investigasi lainnya menunjukkan rentannya kasus pelecehan seksual dan perilaku kriminal lain di Biro Penjara.

Biro Penjara, yang merupakan badan di bawah Departemen Kehakiman yang memiliki staf paling banyak, saat ini mempekerjakan lebih dari 30.000 pekerja. Sementara jumlah narapidana yang harus diawasi mencapai sedikitnya 158.000.

Anggaran tahunan operasi Biro Penjara sendiri berjumlah sekitar 8 miliar dollar AS (Rp 121,19 triliun).

Pemimpin baru Biro Penjara, Colette Peters, dilantik tahun lalu untuk mereformasi badan yang diselimuti krisis itu.

Ia bertekad akan mereformasi praktik perekrutan kuno dan melakukan transparansi. Tetapi masalah utama di badan itu tetap ada, sebagaimana yang ditunjukkan Ted “The Unabomber” Kaczynski, yang bunuh diri di penjara federal di North Carolina.

Baca juga: Selama 10 Tahun, Bapak Ini ke Singapura Naik Motor Pukul 2 Pagi Jenguk Anaknya di Penjara

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Dokter yang Cabuli Ratusan Pesenam Perempuan AS Ditikam di Penjara Florida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com