Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2023, 13:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: Farid Ibrahim/ABC Australia

SYDNEY, KOMPAS.com - Ketika Pebrinawaty dan suaminya Efendi memutuskan pindah ke Launceston, mereka tak membayangkan kehidupan di salah satu kota Tasmania ini lebih mahal daripada Sydney.

"Saya sangat terdampak dengan biaya child care yang mahal," katanya kepada ABC Indonesia.

Anak pertamanya, Christer, berusia tujuh tahun dan sudah masuk sekolah dasar. Sementara Rosselyn, anak keduanya, masih berumur 3,5 tahun.

Baca juga: Konser Coldplay di Australia: Berapa Tiketnya dan Apakah Ada Calo?

"Yang kedua aku jaga sendiri," ujar dia

Pebrinawaty mengaku tak menitipkan Rosselyn ke child care atau tempat penitipan dan perawatan anak, karena biaya yang dibutuhkan tidak sebanding dengan penghasilan yang akan diperoleh jika dia bekerja.

"Saya sempat ditawarin kerja lima jam dengan rate 27,96 dollar Australia (sekitar Rp272.000) per jam, tapi apabila saya masukin anak di child care untuk setengah hari saja, di sini harganya 85 dollar Australia (sekitar Rp827.000)," jelas dia.

Artinya, apabila Pebrinawaty menerima pekerjaan itu dan memperoleh total $139.8 untuk lima jam kerja, lalu dikurangi biaya child care setengah hari 85 dollar Australia, maka sisa dari upahnya hanya sekitar 54,8 dollar Australia sehari.

"Setelah kami hitung-hitung, rasanya tidak worth it," ujarnya.

Pebrinawaty dan suaminya Efendi kini membesarkan anak mereka Christer Chen dan Rosselyn Chen di Launceston, Tasmania.ABC Australia Pebrinawaty dan suaminya Efendi kini membesarkan anak mereka Christer Chen dan Rosselyn Chen di Launceston, Tasmania.

Sejak pindah ke Tasmania sekitar 3,5 tahun lalu, Efendi bekerja sebagai chef selama 5 hari seminggu. Saat suaminya libur, Pebrinawaty yang bekerja.

Baca juga: Thailand Sita 1 Ton Lebih Sabu yang akan Dikirim ke Australia

"Ketika anak masih satu, kami gantian jaga, dan kebetulan waktu itu saya kerja di supermarket yang bukanya pagi, jadi bisa dapat shift empat sampai lima jam sehari," terang dia.

Tetapi, kondisi mereka sekarang berbeda.

Menurut Pebrinawaty, mahalnya biaya hidup termasuk untuk membayar child care membuat keluarga muda ini mengurungkan niat untuk menambah anak.

Mereka sedang mengajukan permohonan untuk menjadi penduduk tetap (PR), karena status bukan PR ini yang membuat mereka tidak bisa mengakses subsidi dari pemerintah untuk mendapat pelayanan penitipan dan perawatan anak, atau Child Care Subsidy (CCS).

Tapi, bahkan bagi keluarga yang bisa mengakses CCS pun, pengalamannya tidak semudah yang dibayangkan oleh keluarga yang tak menerimanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pakistan Jadwalkan Pemilihan Umum Parlemen Januari Mendatang

Pakistan Jadwalkan Pemilihan Umum Parlemen Januari Mendatang

Global
AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

Global
Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Global
Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

Global
Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Putra Warren Buffet: Dukungan Barat pada Ukraina Akan Kian Melemah

Global
Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Presiden El Salvador Tak Peduli Dikritik Langgar HAM, Terus Babat Habis Geng Kriminal

Global
Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Singapura Waspadai Malware Android Baru, Bisa Retas M-Banking Lalu Reset Setelan Pabrik

Global
Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Global
60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com