Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2023, 21:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Jenny sedang sendirian di dapur menyiapkan masakan spageti ketika telepon rumahnya berdering. Itulah awal malapetaka yang menghantuinya selama dua tahun terakhir.

"Nomor telepon pribadi kami tidak terdaftar di buku telepon, jadi tidak banyak orang yang mengetahuinya," ujarnya kepada ABC News.

"Penelepon mengaku pegawai Commonwealth Bank Australia dan memberitahu saya bahwa rekening kami tidak aman, kartu Visa kami melakukan transaksi yang mencurigakan," kata Jenny.

Baca juga: Pengusaha Kehilangan Rp 3,4 Miliar Usai Angkat Telepon 14 Detik dari Penipu

Dia pun segera ke ruang kerja dan membuka internet banking-nya.

"Saya melihat ada lima transaksi dalam satu hari dan tiga di antaranya untuk bisnis di Shanghai," katanya.

Ia merasa bersyukur karena telah diberitahu oleh "pegawai bank" tersebut. Tapi apa yang terjadi selanjutnya justru sangat merugikan Jenny.

"Orang itu mengatakan ada seseorang yang berusaha meretas akun bank kami. Lalu katanya dia perlu memeriksa keamanan komputer saya, memintaku mengunduh program TeamViewer," katanya.

"Saya tadinya ragu, tapi TeamViewer ini telah saya pakai dalam pekerjaan selama ini, terutama jika memerlukan bantuan IT dari jarak jauh."

Selama beberapa dekade, Jenny bekerja menjalankan klinik dokter umum suaminya di pinggiran Kota Melbourne.

Pasangan ini sudah pensiun dengan rekening bisnis berisi ratusan ribu dollar.

Takut akan kehilangan semua uangnya akibat transaksi mencurigakan, Jenny pun mengikuti instruksi si penelepon tadi.

"Tiba-tiba layar komputerku jadi hitam dan ada tulisan 'TeamViewer bekerja dengan aman'," katanya.

Penelepon ini memintanya untuk membacakan kode token yang dikirim bank ke nomor telepon genggamnya. Saat itu, akunnya terkunci, sehingga Jenny merasa semakin panik. Tapi si penelepon mengaku membutuhkan lebih banyak waktu.

Empat jam setelah menelepon, dalam keadaan kelelahan dan bingung, Jenny menutup telepon dan langsung menelepon bank.

Baca juga: Pengusaha yang Kehilangan Rp 3,4 Miliar dari Telepon 14 Detik Disuruh Tunggu 14 Hari oleh Bank

"Saya merasa bodoh sekali"

Dua puluh lima menit setelah telepon, setelah serangkaian pertanyaan dan pemeriksaan ID, seorang pegawai bank memberitahu bahwa "beberapa transaksi" telah dilakukan.

"Kami akan mencoba yang terbaik untuk mengembalikan dana Anda," katanya.

Setelah 37 menit, sebagian besar dihabiskan untuk menunggu, panggilan berakhir. Meski sudah berulang kali bertanya, Jenny tetap tidak tahu berapa kerugiannya.

Tapi malam itu, Jenny menyadari telah memberikan 31 kode token kepada si penelepon, dan setiap kode memungkinkan pelaku untuk mentransfer $10.000 dari akun bank Jenny.

Bank menghentikan hanya satu transaksi, dan dana sebesar 299.996 dollar Australia (Rp 2,9 miliar) berhasil dicuri oleh penelepon yang ternyata penipu.

"Saya merasa bodoh sekali. Merasa ditipu dan saya berusaha sekuat tenaga mendapatkan kembali uang itu."

Polisi kewalahan

Setelah serangkaian telepon dengan pihak bank, Jenny akhirnya melaporkan kasusnya ke Kepolisian Victoria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Global
[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

[POPULER GLOBAL] Pemenang Lotre Dikritik | Update Ledakan Nagorno-Karabakh

Global
Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Awalnya Dikira Kucing, Wanita Ini Selamatkan Bayi Macan Kumbang Lalu Merawatnya Hingga Dewasa

Global
Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Global
Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Pro-Kontra Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

Global
Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Hakim AS: Trump Tipu Bank dan Asuransi Saat Bangun Kerajaan Real Estat

Global
Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Terjebak di Lift Macet Perusahaan, Gaji Karyawan Ini Malah Dipotong karena Telat

Global
Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Hina Pria Beratribut Wagner, Warga Belarusia Dipaksa Minta Maaf di Depan Kamera

Global
PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris

Global
Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Ketika Beckham dan Ronaldo Tampil di Asian Games untuk India...

Global
Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Rusia Klaim AS dan Inggris Bantu Ukraina Serang Armada Laut Hitam di Crimea

Global
Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Pemenang Lotre Rp 31,67 Triliun di AS Dikritik karena Beli Mansion Mewah

Global
Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Putin Beri Deadline Menhan Rusia, Hentikan Serangan Balasan Ukraina Sebelum Oktober

Global
Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Filipina Nekat Singkirkan Penghalang Karang di Laut Sengketa, China Merespons Pedas

Global
Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com