Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Masih Mencekam, AS Terjunkan Tim Respons Bencana

Kompas.com - 24/04/2023, 08:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – AS melalui USAID mengerahkan tim ahli tanggap bencana ke Sudan untuk mengoordinasikan respons kemanusiaan saat negara tersebut masih dicekam pertempuran.

Administrator USAID Samantha Power pada Minggu (23/4/2023) mengatakan, tim tersebut akan beroperasi di luar Kenya untuk tahap awal.

Dia menambahkan, mereka akan bekerja sama dengan komunitas dan mitra internasional untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas dan memberikan bantuan kemanusiaan dengan aman.

Baca juga: Giliran Perancis Evakuasi Warga di Sudan, Jumlahnya Jauh Lebih Sedikit dari WNI

“AS memobilisasi untuk meningkatkan bantuan kepada rakyat Sudan yang terjerat di antara faksi-faksi yang bertikai,” kata Power, sebagaimana dilansir Reuters.

Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dengan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

Pertempuran yang tiba-tiba tersebut menghancurkan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil di Sudan.

Baca juga: Dibantu Arab Saudi, Djibouti, dan Ethiopia, AS Evakuasi para Diplomat di Sudan

Pertikaian untuk memperebutkan kekuasaan tersebut juga membuat Sudan yang sudah miskin berada di ambang bencana kemanusiaan sekaligus berpotensi memicu konflik yang lebih luas yang dapat menarik kekuatan luar.

“Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Rapid Support Forces di Sudan telah merenggut ratusan nyawa, melukai ribuan orang, dan lagi-lagi menghancurkan aspirasi demokrasi rakyat Sudan,” ucap Power.

“Warga sipil yang terjebak di rumah mereka tidak dapat mengakses obat-obatan yang sangat dibutuhkan, dan menghadapi prospek kekurangan listrik, air, dan makanan yang berlarut-larut,” sambung Power.

Baca juga: Sejumlah Negara Mulai Evakuasi Warganya dari Sudan

Dia menambahkan, situasi tersebut semakin membuat rakyat sipil Sudan menderita.

“Sepertiga populasi Sudan, hampir 16 juta orang, sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebelum pecahnya kekerasan ini,” ungkap Power.

Power mengulangi seruan sebelumnya agar kedua belah pihak mematuhi gencatan senjata Idul Fitri, mengakhiri pertempuran, dan mematuhi hukum kemanusiaan internasional.

Pada Sabtu (21/4/2023), AS mengevakuasi personel pemerintah AS dari kedutaannya di Khartoum dan menghentikan sementara operasi di kedutaan karena risiko keamanan.

Baca juga: Pertempuran di Sudan Mereda Saat Peringatan Idul Fitri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com