Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bank Besar di AS Kolaps, Biden Berupaya Bendung Dampaknya

Kompas.com - 14/03/2023, 21:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden dijadwalkan berbicara pada Senin (13/3/2022) mengenai sistem perbankan setelah pemerintah bertindak dalam upaya membendung potensi krisis akibat keruntuhan dua bank besar.

“Rakyat Amerika dan bisnis Amerika dapat memiliki keyakinan bahwa simpanan bank mereka akan tersedia sewaktu mereka membutuhkannya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Minggu (12/3/2023) malam.

“Saya dengan tegas berkomitmen untuk menuntut mereka yang menyebabkan kekacauan ini agar bertanggung jawab sepenuhnya dan untuk terus melanjutkan upaya-upaya memperkuat pengawasan dan regulasi terhadap bank-bank yang lebih besar sehingga kita tidak berada dalam posisi ini lagi.”

Baca juga: Bank Terbesar di Silicon Valley Bangkrut

Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan Minggu (12/3/2023) bahwa para nasabah di Silicon Valley Bank yang berbasis di California dan Signature Bank yang berbasis di New York akan memiliki akses ke seluruh uang mereka pada hari Senin (13/3/2023).

Para regulator juga menyatakan tidak ada kerugian terkait keputusan soal kedua bank tersebut yang akan ditanggung oleh para pembayar pajak.

Pernyataan itu menyusul pertemuan para pejabat dari regulator keuangan tertinggi. Dalam pernyataan itu juga disebutkan Federal Reserve (Bank Sentral AS) memberi bank-bank lain akses ke program pinjaman darurat untuk memberi stabilitas tambahan ke sistem perbankan yang lebih luas.

Bank of England (Bank Sentral Inggris) pada Senin (13/3/2023) juga mengumumkan penjualan anak perusahaan Silicon Valley Bank di Inggris ke HSBC untuk menstabilkan bank, “menjamin kelangsungan layanan bank, meminimalkan gangguan terhadap sektor teknologi Inggris dan mendukung kepercayaan pada sistem keuangan.”

Menurut sebuah pernyataan Bank of England, seluruh uang nasabah dalam keadaan aman dan Silicon Valley Bank Inggris akan terus beroperasi seperti biasa.

Baca juga: Inggris Antisipasi Dampak Kolapsnya Silicon Valley Bank

Tindakan ini dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank, yang disita regulator AS pada Jumat (10/3/2023) setelah kekhawatiran mengenai kesehatan finansial bank tersebut menyebabkan sejumlah besar nasabah menarik uang mereka pada saat yang bersamaan.

Dengan aset sekitar 200 miliar dollar AS (Rp 3 kuadriliun), runtuhnya Silicon Valley Bank merupakan keruntuhan terbesar kedua dalam sejarah AS. Bank ini memiliki keterlibatan besar dalam pembiayaan perusahaan-perusahaan modal ventura, terutama di sektor teknologi.

Signature Bank juga memiliki sejumlah besar nasabah di sektor teknologi, termasuk mata uang kripto. Keruntuhan bank beraset lebih dari 100 miliar dollar AS (Rp 1,5 kuadriliun) itu adalah yang terbesar ketiga dalam sejarah AS.

Kedua bank tersebut terkena dampak kenaikan suku bunga, yang secara negatif memengaruhi nilai pasar dari sebagian besar aset mereka seperti surat-surat berharga dan sekuritas berbasis hipotek.

Baca juga: Bank Silicon Valley Bangkrut, Dana Nasabah Rp 2,7 Kuadriliun Nyangkut

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul AS Berusaha Bendung Dampak Keruntuhan 2 Bank Besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com