Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Kegagalan Rusia Taklukkan Kyiv, Padahal Bawa Kekuatan yang Sangat Besar

Kompas.com - 25/02/2023, 13:16 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Roman juga merupakan pakar intelijen untuk sumber-sumber terbuka. Salah satu pendiri situs DeepState yang sangat dihormati, dia mengumpulkan laporan-laporan media sosial dan intelijen. Dia mengecek geolokasinya, lalu mengunggah ulang di situsnya.

"Dalam perjalanan mereka ke Kyiv, tentara-tentara Rusia mengunggah video di media sosial. Kami mengunggah ulang video tersebut untuk mengungkap pergerakan mereka. Mereka hanya pamer, tapi dengan melakukan itu, mereka jadi ketahuan," katanya.

Yang paling penting selama upaya menjatuhkan Kyiv, kata Roman, adalah rasa persatuan yang muncul di Ukraina.

Baca juga: AC Milan Dapat Penghargaan dari Presiden Ukraina

"Semua orang melakukan sesuatu. Beberapa hari pertama memang sangat sibuk, tapi ada veteran yang membantu warga sipil. Semua orang ingin mempertahankan kota mereka," papar Roman.

Di kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah itu, ratusan serangan yang menyasar konvoi Rusia terjadi. Serangan itu berasal dari warga sipil yang dipersenjatai dengan senjata rakitan hingga infanteri dan artileri mekanis.

Taktik usang

Berbeda dengan Ukraina, pasukan Rusia berulang kali menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk membuat keputusan dinamis di lapangan.

"Semua orang Rusia membawa kotak logam besar bertanda 'rahasia'," kata Vladyslav dari Brigade-80.

"Kami menangkap satu kotak selama penyergapan. Kami menemukan peta mereka yang ditandai dengan seluruh rute mereka. Setelah itu kami mengetahui seluruh strategi mereka."

Baca juga: Barat Pasok Senjata ke Ukraina, China: Kirim Senjata Tak Selesaikan Konflik

Alat navigasi mereka juga sangat ketinggalan zaman. Setahun sejak invasi, BBC berulang kali menemukan peta yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang berasal dari tahun 1960-an dan 1970-an.

Ada kota-kota yang tidak ada di peta yang mereka gunakan untuk bernavigasi. BBC juga menemukan bendera semafor, cara yang sangat kuno untuk berkomunikasi antar-unit.

Salah satu taktik yang berhasil dilakukan oleh orang-orang Ukraina yang melawan adalah meledakkan jembatan dan bendungan di depan konvoi. Taktik itu memaksa Rusia mengubah rute. Lantaran bergantung pada peta lama dan komunikasi yang terbatas ke komando mereka, unit Rusia sering kali lumpuh karena keragu-raguan.

Beberapa gambar satelit menunjukkan kendaraan Rusia benar-benar berputar-putar.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-365 Serangan Rusia ke Ukraina: Resolusi Baru PBB, Zelensky Yakin Menang

Pendudukan

Kuburan kendaraan Rusia yang menumpuk di Hostomel.BBC/CLAIRE JUDE PRESS Kuburan kendaraan Rusia yang menumpuk di Hostomel.

Di bawah tekanan serangan udara dan artileri Ukraina, konvoi Rusia akhirnya terhenti di luar batas kota Kyiv. Bagi ribuan warga sipil yang tinggal di sekitar tempat pasukan itu terhenti, pengalaman itu sangat mengerikan.

"Mereka merampok semuanya dari mana-mana. Mereka mengosongkan toko. Mereka juga menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia," kata Vladyslav.

Apa yang terjadi di banyak desa dan kota di utara dan barat Kyiv masih diselidiki oleh banyak otoritas, termasuk Mahkamah Pidana Internasional.

Setelah empat minggu yang panjang, pasukan Rusia akhirnya mulai mundur.

Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky Ungkap Situasi di Selatan dan Timur Negaranya

Dua dari batalyon terbesar yang tersisa dikalahkan di dekat bandara Hostomel. 370 truk tentara lainnya, yang tampaknya ditinggalkan di desa Zdvizhvka, dihancurkan oleh artileri.

Militer Ukraina terus menekan mereka hingga 19 Maret, setelah itu Rusia mundur sepenuhnya dari Provinsi Kyiv Oblast.

Rusia terus mendorong masuk ke jantung industri timur di Donbas, dan menyerang di selatan ke arah Kherson, Melitopol, dan Zaporizhzhia.

Terlepas dari spekulasi serangan baru di Kyiv, mayoritas ahli sepakat bahwa itu tidak mungkin terjadi karena belum terlihat pengerahan pasukan Rusia berskala besar ke perbatasan Belarusia.

Baca juga: 31 Negara Abstain dalam Pemungutan Suara Resolusi PBB soal Perang Ukraina, Ini Daftarnya

Namun rekrutan Ukraina masih mengawasi melalui drone pengintai di dekat perbatasan.

"Saya akan selalu mengingat malam itu di Chernobyl," kata Vladyslav.

"Ketika saya pergi keluar untuk merokok dengan teman saya, tetapi ketika saya menghabiskan rokok saya, perang telah dimulai," ucapnya.

"Kami memiliki mimpi bahwa kami akan pergi bergiliran seperti malam itu, dan saat kami merokok lagi, kami akan mendengar bahwa perang telah berakhir. Dan kami menang," pungkas Vladyslav.

Baca juga: China Ungkap Satu-satunya Cara untuk Selesaikan Perang Rusia-Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com