Roman juga merupakan pakar intelijen untuk sumber-sumber terbuka. Salah satu pendiri situs DeepState yang sangat dihormati, dia mengumpulkan laporan-laporan media sosial dan intelijen. Dia mengecek geolokasinya, lalu mengunggah ulang di situsnya.
"Dalam perjalanan mereka ke Kyiv, tentara-tentara Rusia mengunggah video di media sosial. Kami mengunggah ulang video tersebut untuk mengungkap pergerakan mereka. Mereka hanya pamer, tapi dengan melakukan itu, mereka jadi ketahuan," katanya.
Yang paling penting selama upaya menjatuhkan Kyiv, kata Roman, adalah rasa persatuan yang muncul di Ukraina.
Baca juga: AC Milan Dapat Penghargaan dari Presiden Ukraina
"Semua orang melakukan sesuatu. Beberapa hari pertama memang sangat sibuk, tapi ada veteran yang membantu warga sipil. Semua orang ingin mempertahankan kota mereka," papar Roman.
Di kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah itu, ratusan serangan yang menyasar konvoi Rusia terjadi. Serangan itu berasal dari warga sipil yang dipersenjatai dengan senjata rakitan hingga infanteri dan artileri mekanis.
Berbeda dengan Ukraina, pasukan Rusia berulang kali menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk membuat keputusan dinamis di lapangan.
"Semua orang Rusia membawa kotak logam besar bertanda 'rahasia'," kata Vladyslav dari Brigade-80.
"Kami menangkap satu kotak selama penyergapan. Kami menemukan peta mereka yang ditandai dengan seluruh rute mereka. Setelah itu kami mengetahui seluruh strategi mereka."
Baca juga: Barat Pasok Senjata ke Ukraina, China: Kirim Senjata Tak Selesaikan Konflik
Alat navigasi mereka juga sangat ketinggalan zaman. Setahun sejak invasi, BBC berulang kali menemukan peta yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia yang berasal dari tahun 1960-an dan 1970-an.
Ada kota-kota yang tidak ada di peta yang mereka gunakan untuk bernavigasi. BBC juga menemukan bendera semafor, cara yang sangat kuno untuk berkomunikasi antar-unit.
Salah satu taktik yang berhasil dilakukan oleh orang-orang Ukraina yang melawan adalah meledakkan jembatan dan bendungan di depan konvoi. Taktik itu memaksa Rusia mengubah rute. Lantaran bergantung pada peta lama dan komunikasi yang terbatas ke komando mereka, unit Rusia sering kali lumpuh karena keragu-raguan.
Beberapa gambar satelit menunjukkan kendaraan Rusia benar-benar berputar-putar.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-365 Serangan Rusia ke Ukraina: Resolusi Baru PBB, Zelensky Yakin Menang
Di bawah tekanan serangan udara dan artileri Ukraina, konvoi Rusia akhirnya terhenti di luar batas kota Kyiv. Bagi ribuan warga sipil yang tinggal di sekitar tempat pasukan itu terhenti, pengalaman itu sangat mengerikan.
"Mereka merampok semuanya dari mana-mana. Mereka mengosongkan toko. Mereka juga menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia," kata Vladyslav.
Apa yang terjadi di banyak desa dan kota di utara dan barat Kyiv masih diselidiki oleh banyak otoritas, termasuk Mahkamah Pidana Internasional.
Setelah empat minggu yang panjang, pasukan Rusia akhirnya mulai mundur.
Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky Ungkap Situasi di Selatan dan Timur Negaranya
Dua dari batalyon terbesar yang tersisa dikalahkan di dekat bandara Hostomel. 370 truk tentara lainnya, yang tampaknya ditinggalkan di desa Zdvizhvka, dihancurkan oleh artileri.
Militer Ukraina terus menekan mereka hingga 19 Maret, setelah itu Rusia mundur sepenuhnya dari Provinsi Kyiv Oblast.
Rusia terus mendorong masuk ke jantung industri timur di Donbas, dan menyerang di selatan ke arah Kherson, Melitopol, dan Zaporizhzhia.
Terlepas dari spekulasi serangan baru di Kyiv, mayoritas ahli sepakat bahwa itu tidak mungkin terjadi karena belum terlihat pengerahan pasukan Rusia berskala besar ke perbatasan Belarusia.
Baca juga: 31 Negara Abstain dalam Pemungutan Suara Resolusi PBB soal Perang Ukraina, Ini Daftarnya
Namun rekrutan Ukraina masih mengawasi melalui drone pengintai di dekat perbatasan.
"Saya akan selalu mengingat malam itu di Chernobyl," kata Vladyslav.
"Ketika saya pergi keluar untuk merokok dengan teman saya, tetapi ketika saya menghabiskan rokok saya, perang telah dimulai," ucapnya.
"Kami memiliki mimpi bahwa kami akan pergi bergiliran seperti malam itu, dan saat kami merokok lagi, kami akan mendengar bahwa perang telah berakhir. Dan kami menang," pungkas Vladyslav.
Baca juga: China Ungkap Satu-satunya Cara untuk Selesaikan Perang Rusia-Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.