LONDON, KOMPAS.com - PT Al Zubara Manpower Indonesia yang menangani penempatan pekerja musiman ke Inggris mengatakan, pihaknya mencari operator pekerja musiman lain sesudah lisensi mitranya, PT AG Recruitment, dicabut Pemerintah Inggris sehingga lebih dari 1.200 pekerja terancam batal berangkat tahun ini.
Kepastian itu disampaikan oleh direktur PT Al Zubara sesudah menunggu kabar dari PT AG Recruitment mengenai pemberangkatan tahun kedua, mengingat musim panen akan segera tiba.
"PT Al Zubara sedang mencari mitra baru di Inggris untuk pemberangkatan tahun ini," kata Yulia Guyeni kepada BBC News Indonesia pada Selasa malam (14/2/2023).
Baca juga: Malaysia Temukan Perkampungan Ilegal Warga Indonesia di Dalam Hutan, 67 Orang Ditahan
Dikatakan PT Al Zubara telah mendapat pemberitahuan dari AG Recruitment bahwa perusahaan itu tidak bisa menjadi sponsor lagi tahun ini berdasarkan skema pekerja musiman. Alasannya yang disebutkan adalah "keadaan yang tidak diduga."
Ini berdampak langsung kepada sekitar 1.200 pekerja migran Indonesia (PMI) yang telah menyelesaikan kontrak tahun pertama pada musim panen 2022 dan sedianya ditempatkan kembali secara bergelombang pada musim petik tahun ini mulai April.
"Kami mohon kepada teman-teman untuk bersabar, menunggu dan berdoa supaya ada solusi," pinta Yulia Guyeni kepada para pekerja yang semestinya diberangkatkan tahun ini.
Penempatan pertama dilakukan pada 2022 dengan mengirim sekitar 1.400 PMI, namun sebagian kabur dan tidak pulang ke Indonesia meskipun terikat kontrak.
BBC News Indonesia telah menghubungi AG Recruitment untuk menanyakan apakah pencabutan izin berkaitan dengan para pekerja yang tidak pulang ketika masa berlaku visa sudah habis.
Di antara PMI yang terancam batal berangkat lagi adalah Rifai--bukan nama sebenarnya. Seorang mantan pemetik buah tersebut sedang mengasah kemampuan bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.
Dia berguru selama tiga bulan di perkampungan yang mempunyai banyak lembaga pendidikan bahasa Inggris tersebut. Padahal dia baru saja pulang dari Inggris, tempatnya mencoba mencari nafkah di sektor pertanian.
Tapi dia tidak bisa bekerja selama enam bulan penuh sesuai masa berlaku visa pekerja musiman.
"Pengalaman saya pribadi, visa saya sudah hangus dua bulan sebelum berangkat. Visa sudah turun tapi petugas tidak cepat mengurus persyaratan ID. Jadi terlambat berangkat," jelas Rifai.
Sesampai di perkebunan di Inggris pada bulan September 2022, dia mendapat tugas memetik stroberi dan raspberry. Batang buah yang terakhir itu berduri dan buahnya rentan memar.
Bekerja di alam terbuka waktu memasuki musim dingin dengan angin kencang, Rifai merasa tidak siap.
Baca juga: Visa Habis, WNI Mantan Pemetik Buah di Inggris Jadi Imigran Gelap hingga Cari Suaka
"Saya mendapat perkebunan yang kurang bagus. Waktu saya sakit, bukannya saya dibawa ke rumah sakit atau diberi pengobatan, tapi malah dipecat," ungkap Rifai.
Kendati demikian, dia mengaku tidak jera merantau ke Inggris. Oleh karenanya, dia sekarang giat mendalami bahasanya dan mengidam-idamkan bisa kembali ke Inggris sampai mendengar kabar bahwa izin AG Recruitment telah dicabut.
Baru ada empat perusahaan Inggris yang mempunyai izin untuk mendatangkan pekerja asing dalam skema visa pekerja musiman.
Dengan dicoretnya AG Recruitment dari daftar operator skema pekerja musiman, maka kini tinggal tiga perusahaan. Sebagian telah menyatakan tidak mengambil pekerja dari Asia.
Disebut sebagai operator visa pekerja musiman, perusahaan itu berperan sebagai sponsor para pekerja di Inggris dan penyalur mereka ke perkebunan yang memerlukan. Untuk mendatangkan pekerja asing, mereka menjalin kerja sama dengan perusahaan negara asal pekerja.