Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Pengebom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Kenakan Seragam Polisi

Kompas.com - 03/02/2023, 06:56 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PESHAWAR, KOMPAS.com – Ledakan di masjid Pakistan menemukan fakta baru.

Kepala Kepolisian Provinsi Khyber Pakhtunkhwa atau Perbatasan Barat Laut, Moazzam Jah Ansari, mengatakan pengebom bunuh diri yang menyebabkan ledakan di masjid Pakistan berhasil masuk dengan mengenakan seragam polisi dan helm.

Masjid di Kota Peshawar itu diketahui berada di kompleks polisi yang setiap hari dijaga ketat oleh petugas.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Kantor Polisi Pakistan Diduga Dibantu Orang Dalam

Saat terjadi ledakan pada hari Senin (30/1/2023), dilaporkan ada ratusan polisi sedang menghadiri salat ashar.

Ledakan menyebabkan tembok masjid runtuh dan menimpa para petugas.

Sedikitnya 83 polisi tewas dalam insiden ledakan di masjid Pakistan tersebut.

"Mereka yang bertugas tidak memeriksanya karena dia mengenakan seragam polisi... Itu adalah kesalahan keamanan," kata Moazzam Jah Ansari dalam konferensi pers hari Kamis (2/1/2023), dikutip dari AFP.

Dia mengungkap, tersangka terlihat dalam rekaman CCTV. Pelaku tiba di gerbang dengan sepeda motor, lalu berjalan melalui pos pemeriksaan keamanan dan bertanya kepada petugas di mana masjid berada.

Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana pelanggaran besar bisa terjadi di salah satu daerah paling sensitif di Kota Peshawar itu, yang menampung biro intelijen dan kontra-terorisme.

Baca juga: UPDATE Ledakan di Masjid Pakistan, Polisi Tahan 23 Tersangka, Selidiki Keterlibatan Petugas

Setelah peristiwa ledakan di masjid Pakistan, seorang petugas polisi di Kota Peshawar, Amanullah Khan, mengaku akan lebih waspada terhadap setiap orang yang ditemui.

"Kawan-kawannya mati syahid dalam seragam ini. Sekarang saya akan meragukan pejabat berseragam serta orang lain, yang sangat menyedihkan dan menimbulkan ketidakpercayaan," kata dia.

Amanullah Khan bertugas di sebuah pos pemeriksaan di Kota Peshawar, mengenakan jaket antipeluru dan helm dengan senapan Kalashnikov di tangannya saat diwawancarai.

Ledakan di masjid Pakistan kali ini tercatat menjadi serangan paling mematikan yang pernah terjadi di negara itu dalam beberapa tahun terakhir dan yang terburuk sejak kekerasan mulai muncul kembali di barat laut yang berbatasan dengan Afghanistan setelah Taliban merebut kekuasaan di Kabul pada 2021.

Pada hari Kamis, pejabat polisi merevisi jumlah korban tewas, menempatkannya pada 83 polisi dan seorang warga sipil wanita, setelah mengatakan ada kebingungan dalam pendaftaran jenazah.

Ledakan di masjid Pakistan telah membuat warga Peshawar gelisah, mengingat kembali ketika kota itu berada di pusat kekerasan yang dilakukan oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) atau dikenal sebagai Taliban Pakistan.

Baca juga: Tersangka Ledakan Bom Masjid Pakistan Ditangkap

Sebagian besar pejuang TTP ditangkap, dibunuh, atau didorong ke Afghanistan dalam operasi pembersihan militer yang dimulai pada tahun 2014.

Tetapi, para analis mengatakan kelompok-kelompok militan Islam -yang sangat faksional- menjadi berani sejak pasukan AS dan NATO mundur dari Afghanistan dan Taliban menyapu Kabul, dengan Islamabad menuduh penguasa baru Afghanistan gagal mengamankan perbatasan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com