Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk China Menurun, Tentara Bisa Kena Dampaknya

Kompas.com - 20/01/2023, 06:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Yang mengherankan adalah kita semua setuju bahwa sudah terlalu banyak orang di Bumi ini di mana untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, air dan papan menjadi ancaman bagi ekosistem. Namun, ketika jumlah penduduk di satu negara mulai menurun, pemerintah di negara tersebut langsung panik," kata Professor Dreyer.

Baca juga: Penyebab Populasi China Turun untuk Kali Pertama Setelah 60 Tahun

Usia penduduk yang semakin lanjut yang jadi masalah

Data terbaru yang dikeluarkan China menunjukkan hampir 20 persen penduduk sekarang berusia 60 tahun ke atas dan China memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 30 persen atau lebih dari 400 juta orang di tahun 2035.

Hal yang sama sudah juga terjadi di Eropa namun dalam kurun waktu yang lebih panjang.

"Di Eropa mereka memiliki waktu untuk menyesuaikan diri sementara di Asia perubahanya terjadi lebih cepat," kata direktur Komisi Pembangunan Sosial PBB di Bangkok Srinivas Tata.

Untuk mendukung peningkatan lansia tersebut, China mungkin harus menaikkan usia pensiun dari saat ini 50-55 untuk perempuan dan 60 tahun untuk pria.

Data penduduk ini muncul di saat China sedang dalam taraf membuka diri kembali setelah menjalani kebijakan Covid-19 yang ketat yang tidak saja memengaruhi pertumbuhan ekonomi namun juga menciptakan demo anti pemerintah dan anti partai komunis, hal yang jarang terjadi sebelumnya.

Bahkan dengan jumlah penduduk yang berkurang, China masih memiliki kelebihan ekonomi dibandingkan negara berkembang seperti Vietnam dan India, dengan India akan menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia tahun ini.

Menurut Mark Mazza, China memiliki infrastruktur yang jauh lebih bagus dan juga sektor swasta yang sudah mapan sejak lagi yang tetap bisa menjadi andalan.

Sistem politik China juga akan memainkan peran kata pakar masalah China di University of Michigan Mary Gallagher.

"Menjadi tempat produksi bagi dunia memerlukan sistem politik yang bisa memanfaatkan tenaga kerja muda yang murah tanpa harus memperhatikan hak politik dan sipil mereka," kata Professor Gallagher.

Sanksi ekonomi Amerika Serikat juga memengaruhi pemulihan ekonomi China.

Baca juga: India Diprediksi Salip China sebagai Negara Terpadat di Dunia

Dampak terhadap militer

Menurut para analis, Partai Komunis China juga menghadapi tantangan untuk merekrut tentara baru, di mana Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sekarang memiliki 2 juta orang.

"Sangat diragukan bahwa PLA akan mendapatkan tentara yang memiliki pendidikan dan ketrampilan tinggi, melihat bahwa banyak keluarga yang tidak setuju anak-anak mereka masuk militer," kata Daniel Blumenthal direktur Kajian Asia di American Enterprise Institute.

Namun menurut Dr Blumenthal, bila "Presiden China Xi Jinping memutuskan untuk menyerang Taiwan maka dia tidak akan ragu-ragu melakukannya, tidak peduli dampaknya pada keluarga yang hanya punya satu anak."

Beberapa pengamat di Amerika Serikat berkata, adanya masalah kependudukan ini bisa membuat Beijing melakukan tindakan agresif terhadap China segera.

Dengan Amerika Serikat kembali memberi fokus pada Asia Pasifik dan menurunnya perekonomian serta berkurangnya penduduk, beberapa pihak di Washington memperkirakan ruang bagi Beijing untuk bertindak terhadap Taiwan semakin sempit.

Namun, dampak menurunnya jumlah penduduk ini belum bisa diketahui dalam waktu dekat.

"Perubahan demografi selalu berjalan lambat, terutama di awal-awal sehingga dampaknya terhadap pengaruh China secara global masih belum bisa dipastikan segera," kata Steve Tsang dari School of Oriental and African Studies di London.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com