KYIV, KOMPAS.com – Para pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia dipaksa untuk mendapatkan paspor Rusia.
Kabar tersebut disampaikan angkatan bersenjata Ukraina, sebagaimana dilansir Sky News, Sabtu (7/1/2023).
Rusia telah menduduki PLTN terbesar di Eropa yang terletak di tenggara Ukraina tersebut sejak awal perang.
Baca juga: Kemenhan Inggris: Milisi Luhansk dan Donetsk di Ukraina Dimasukkan ke Angkatan Bersenjata Rusia
Akan tetapi, PLTN Zaporizhzhia masih terus dioperasikan oleh para karyawan lama yang berkewarganegaraan Ukraina.
“Di Kota Energodar, wilayah Zaporizhzhia, pasukan pendudukan Rusia memaksa sekitar 3.000 pekerja PLTN Zaporizhzhia untuk mendapatkan apa yang disebut paspor Rusia,” kata angkatan bersenjata Ukraina.
Angkatan bersenjata Ukraina menambahkan, mata uang hryvnia juga ditarik peredarannya di kota tersebut.
“Hryvnia Ukraina ditarik dari peredaran di kota dengan mengancam pengusaha dengan denda dan penyitaan properti,” ucap angkatan bersenjata Ukraina.
Baca juga: Diplomat Uni Eropa: Gencatan Senjata Rusia di Ukraina Tidak Kredibel
“Jumlah tempat tinggal yang disita oleh penjajah dan ditinggalkan secara paksa telah meningkat secara signifikan,” sambungnya.
Zaporizhzhia adalah salah satu dari empat wilayah yang dicaplok Rusia pada September usai referendum.
Pencaplokan tersebut ditolak oleh Ukraina dan Barat. Referendum yang digelar di Zaporizhzhia juga disebut palsu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.