"Selain itu, CAF dan anggotanya juga harus terus meningkatkan praktik tata kelola pemerintahan yang baik untuk menerapkan niat yang baik."
Sebelum Piala Dunia di Qatar, hanya Kamerun (1990), Senegal (2002) dan Ghana (2010) yang mampu melangkah setidaknya sampai babak perempat final.
Tapi kemenangan Maroko di Stadion Al Thumama minggu lalu telah mengubah sejarah itu.
Pelatih timnas Maroko, Walid Regragui, yang baru menduduki posisi pelatih pada Agustus, mengatakan kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam perjalanan anak asuhnya mencapai posisi empat besar.
Timnas Maroko lolos dari grup yang berisikan tim besar yaitu peringkat kedua dunia Belgia dan Kroasia yang menjadi runner-up Piala Dunia 2018. Di babak 16 besar, Maroko menekuk juara Piala Dunia 2010, Spanyol.
"Semua orang mengira kami akan tersingkir di babak pertama," kata pria 47 tahun itu.
Baca juga: Oasis di Maroko Menyusut karena Perubahan Iklim
Meski begitu, dia mengingatkan anak asuhnya bahwa timnya pun tak kalah karena memiliki pemain elite, seperti Hakim Ziyech di Chelsea, Noussair Mazraoui di Bayern, Achraf Hakimi di Paris St-Germain.
"Kami memiliki pemain-pemain di klub top, dan kami memiliki tim yang dapat menang di pertandingan Piala Dunia, dan itulah yang saya coba sampaikan kepada tim.”
“Kami harus percaya diri, tampil, dan memberikan segalanya tanpa penyesalan, dan mereka percaya pada saya.”
"'Kamu ke Piala Dunia bukan hanya untuk bermain sampai tiga pertandingan'. Pesan saya ini diteruskan ke tim, negara saya dan sekarang ke benua Afrika."
Sementara itu, Regragui mengaku ia diliputi emosi usai kemenangan melawan Portugal.
"Menurut saya ini pertama kalinya saya menangis dalam sebuah pertandingan," kata mantan bek yang 45 kali membela timnas Maroko.
Baca juga: Buntut Kasus Rayan, Maroko Akan Cek Sumur-sumur Terbengkalai dan Ilegal
"Saya berusaha untuk mengendalikan emosi, karena saya harus menunjukkan contoh pada tim sana, dan menunjukkan bahwa secara mental saya kuat.”
"Bagaimana pun, saya adalah pelatih. Tapi terkadang, terlalu banyak (emosi) ketika kami mencapai semifinal Piala Dunia. Terkadang emosi meluap begitu saja.”
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan bahwa sejak semula saya benar-benar berpikir kami akan mencapai ke semifinal. Saya tak bisa menahan air mata ini tumpah."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.