Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Biksunya Ketahuan Pakai Narkoba Setelah Tes Urine, Kuil di Thailand sampai Kosong

Kompas.com - 29/11/2022, 22:11 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com - Sebuah kuil Buddha di Thailand kosong tanpa biksu setelah mereka semua dipecat karena gagal dalam tes narkoba.

Empat biksu, termasuk kepala biara, dinyatakan positif metamfetamin di provinsi utara Phetchabun, menurut pejabat setempat Boonlert Thintapthai kepada kantor berita AFP.

Boonlert Thintapthai mengatakan, para biksu kemudian dikirim ke klinik kesehatan untuk menjalani rehabilitasi narkoba.

Baca juga: Penembakan Massal Thailand: Korban Paling Muda Balita 2 Tahun, Pelaku Mantan Polisi Terjerat Kasus Narkoba

Penggerebekan itu terjadi di tengah kampanye nasional untuk memberantas perdagangan obat-obatan terlarang di “Negeri Gajah Putih.”

Para biksu dilaporkan dikeluarkan dari kuil setelah polisi melakukan tes urine kepada empat pemuka agama itu pada Senin (28/11/2022), dilansir dari BBC.

Para pejabat tidak mengatakan apa yang membuat kuil tersebut menjadi perhatian polisi.

Thintapthai mengatakan kepada AFP bahwa kuil sekarang kosong dari biksu dan penduduk desa terdekat khawatir mereka tidak dapat menjalankan tradisi “Merit making”.

“Merit making” adalah praktik yang penting dalam ajaran Buddha, di mana umat akan mendapatkan kekuatan perlindungan melalui perbuatan baik - dalam hal ini dengan memberikan makanan kepada para biksu.

Namun,menurut Thintapthai, pejabat daerah telah meminta bantuan dari kepala biara setempat, yang telah berjanji untuk menugaskan beberapa biksu baru ke wihara di distrik Bung Sam Phan dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Pria Bersenjata Bunuh 6 Polisi Meksiko di Daerah Perang Kartel Narkoba

Dalam beberapa tahun terakhir, metamfetamin telah menjadi masalah besar di Thailand.

Penyitaan obat tersebut mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 2021, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.

Negara ini adalah titik transit utama untuk metamfetamin. Narkoba membanjiri negara itu melalui Laos dari Myanmar, produsen metamfetamin terbesar di dunia.

Pil tersebut kemudian dijual di jalanan dengan nilai sekitar 50 baht (Rp 22.000).

Bulan lalu, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memerintahkan tindakan tegas atas obat-obatan terlarang setelah seorang mantan polisi, yang dipecat dari kepolisian karena kepemilikan metamfetamin, menewaskan 37 orang dalam penembakan di sebuah tempat penitipan anak.

Baca juga: Perang Melawan Narkoba di Filipina Tak Akan Berhenti, tapi Caranya Berbeda

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com