Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Ancam Gempur Kelompok Milisi dengan Tank dan Tentara

Kompas.com - 23/11/2022, 14:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pihaknya akan segera menyerang kelompok milisi dengan tank dan tentara.

Pengumuman tersebut mengisyaratkan kemungkinan serangan darat terhadap milisi Kurdi di Suriah setelah serentetan serangan balasan meningkat di sepanjang perbatasan Suriah.

Dua sumber militer Suriah mengatakan kepada Reuters, pernyataan Erdogan muncul ketika artileri Turkiye terus membombardir pangkalan Kurdi dan sasaran lain di dekat Kota Tal Rifaat dan Kota Kobani di Suriah.

Baca juga: Gempa Kuat Landa Turkiye, Guncangan Terasa di Beberapa Kota

“Kami telah menekan teroris selama beberapa hari dengan pesawat, meriam, dan senjata kami,” kata Erdogan dalam pidatonya di timur laut Turkiye, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (22/11/2022).

Insya Allah, kami akan membasmi mereka semua secepat mungkin, bersama dengan tank kami, tentara kami,” sambung Erdogan.

Sebelumnya, dia menyampaikan bahwa operasi militer tidak akan terbatas pada kampanye udara dan mungkin melibatkan pasukan darat.

Turkiye sendiri telah melakukan beberapa operasi militer besar-besaran terhadap milisi Satuan Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi Suriah dan milisi ISIS di Suriah utara dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Sembilan Tahun Berseteru, Mesir dan Turkiye Akhirnya Perbaiki Hubungan di Qatar

Pada Senin (21/11/2022), Turkiye mengatakan bahwa YPG membunuh dua orang dalam serangan mortir dari Suriah utara.

Itu terjadi setelah Turkiye melancarkan operasi udara terhadap milisi-milis YPG pada akhir pekan dan serangan bom mematikan di Istanbul sepekan sebelumnya.

Menteri Pertahanan Turkiye Hulusi Akar berjanji untuk melanjutkan operasi melawan para milisi.

Dia juga memperbaharui seruan kepada AS untuk berhenti mendukung pasukan Kurdi Suriah yang oleh Ankara disebut sebagai sayap dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.

Baca juga: Rusia Minta Turkiye Tak Gunakan Kekuatan Berlebihan Serang Suriah

“Kami memberi tahu semua mitra kami, terutama AS, di setiap tingkatan, bahwa YPG sama dengan PKK dan tetap dengan permintaan kami agar mereka menghentikan setiap jenis dukungan untuk teroris,” kata Akar kepada komisi parlemen dalam pidatonya.

Seorang Juru Bicara Kementeran Luar Negeri AS mengatakan, Washington telah mengomunikasikan keprihatinan seriusnya kepada Ankara tentang dampak eskalasi terhadap tujuan memerangi ISIS.

“Kami telah mendesak Turkiye untuk menentang operasi semacam itu, sama seperti kami telah mendesak mitra Suriah kami untuk menentang serangan atau eskalasi,” ujarnya melalui email saat dimintai tanggapan Reuters.

Seorang juru bicara Badan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Reuters bahwa Pemerintah AS menentang tindakan militer apa pun yang mengacaukan situasi di Suriah.

AS telah bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah, menyebabkan keretakan yang mendalam dengan Turkiye.

Baca juga: Adnan Oktar, Pemimpin Sekte Seks Turkiye Dijatuhi Hukuman 8.658 Tahun Penjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com