MOSKWA, KOMPAS.com - Pergerakan pasukan Rusia mundur dari Kherson di Ukraina selatan pada Rabu (9/11/2022) menandai pukulan besar terbaru atas operasinya di tengah serangan balasan Ukraina.
Para pejabat di Kyiv bereaksi dengan hati-hati, dan mengatakan tentara Rusia tidak mungkin meninggalkan kota strategis itu tanpa perlawanan.
Sementara Presiden AS Joe Biden menyatakan mundurnya pasukan itu adalah bukti bahwa Moskwa memiliki "masalah nyata" di medan perang.
"Mulai tarik pasukan," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan komandan Rusia di Ukraina, Sergei Surovikin sebagaimana dilansir AFP pada Rabu (9/11/2022).
Komando itu memerintahkan "keputusan sulit" untuk mundur dari kota dan mendirikan pertahanan di tepi timur Sungai Dnipro.
Kota Kherson adalah pusat kota pertama yang direbut oleh Rusia selama "operasi militer khusus," dan satu-satunya ibu kota regional yang dikendalikan oleh pasukan Moskwa sejak serangan ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.
Pasukan Ukraina selama berminggu-minggu telah merebut desa-desa, mendorong operasi ke kota dekat Laut Hitam. Sementara itu, para pemimpin yang ditempatkan Kremlin di Kherson telah menarik keluar warga sipil.
Baca juga: Aktor Sean Penn Pinjamkan Piala Oscarnya ke Zelensky: Kembalikan saat Ukraina Menang dari Rusia
Di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya "bergerak sangat hati-hati, tanpa emosi, tanpa risiko yang tidak perlu, demi membebaskan semua tanah kami dan agar kerugian sekecil mungkin."
"Musuh tidak memberi kami hadiah, tidak membuat 'isyarat niat baik', kami memenangkan semuanya," kata Zelensky dalam pidato hariannya kepada bangsa.
Menurutnya setiap keuntungan Ukraina datang dengan mengorbankan "nyawa yang hilang oleh pahlawan kita. "
Penasihat presiden Mykhaylo Podolyak mengatakan beberapa tentara Rusia tetap berada di kota.
"Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia meninggalkan Kherson tanpa perlawanan," katanya di Twitter.
Beberapa warga sipil Ukraina juga skeptis.
"Kepemimpinan Rusia memainkan sesuatu, Anda tidak boleh mempercayai mereka ... Saya pikir mereka merencanakan sesuatu. Kami harus menunggu apa yang dikatakan sumber resmi kami," kata Andriy Orikhovskyi, seorang pemodal (46 tahun), mengatakan kepada AFP di Kyiv.
Baca juga: Ukraina Sebut Zelensky Akan Ambil Bagian dalam KTT G20
Di Moskwa, pendukung Kremlin bergegas untuk membenarkan keputusan tersebut.
Kepala kelompok media pemerintah Rusia RT, Margarita Simonyan, mengatakan mnundurnya pasukan diperlukan agar tidak membiarkan pasukan Rusia terekspos di tepi barat Sungai Dnipro dan "membuka jalan ke Crimea".
Orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan keputusan itu "sulit tapi adil".
Sekutu Putin Yevgeny Prigozhin, yang merupakan pendiri kelompok tentara bayaran Wagner dan telah kritis terhadap strategi militer Rusia dalam kampanye, lebih ambigu lagi pernyataannya.
"Penting untuk tidak tersiksa, tidak bertele-tele dalam paranoia, tetapi untuk menarik kesimpulan dan memperbaiki kesalahan," tulis layanan persnya di media sosial.
Lepasnya wilayah Kherson dari Rusia akan mengembalikan Ukraina akses penting ke Laut Azov, dan menyisakan sedikit bagian untuk Presiden Vladimir Putin menunjukkan keberhasilan dari operasi militer yang telah mengubahnya menjadi paria di mata Barat.
Penarikan mundur pasukan Rusia juga akan memberi tekanan pada kendalinya atas sisa wilayah yang dicaploknya, yang membentuk jembatan darat dari Rusia ke Krimea, semenanjung yang dianeksasi Moskwa pada 2014.
Kherson adalah salah satu dari empat wilayah Ukraina yang menurut pernyataan Putin telah dianeksasi pada September. Pernyataan sepihak itu terjadi tak lama setelah pasukannya dipaksa untuk menarik diri dari petak wilayah di wilayah timur laut Kharkiv.
Adapun pengumuman mundur saat ini muncul hanya beberapa jam setelah para pejabat mengatakan wakil kepala wilayah Kherson yang dilantik Moskwa, Kirill Stremousov, pendukung utama aneksasi, tewas dalam kecelakaan mobil.
Ketika pasukan Ukraina secara bertahap maju di selatan, Surovikin mengatakan kepada Shoigu pada Rabu (9/11/2022), bahwa sekitar 115.000 orang telah dipindahkan dari tepi barat Dnipro, yang mencakup kota Kherson.
Ukraina telah mendefinisikan pergerakan penduduk ini menuju Rusia atau wilayah yang diduduki Rusia sebagai "deportasi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.