SEOUL, KOMPAS.com – Puing rudal Korea Utara yang diambil dari perairan Korea Selatan diidentifikasi sebagai bagian dari rudal permukaan-ke-udara SA-5 era Uni Soviet.
Hal tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada selasa (8/11/2022), sebagaimana dilansir Reuters.
Korea Selatan mengaku telah menggelar penyelidikan bawah laut setelah Korea Utara menembakkan sejumlah rudalnya, di mana salah satunya jatuh ke perairan Korea Selatan.
Baca juga: Korea Utara: Peluncuran Rudal Simulasikan Serangan ke Korea Selatan dan AS
Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengumumkan pada Senin (7/11/2022) bahwa berdasarkan penyelidikan, pihaknya menemukan puing dari rudal balistik jarak pendek (SRBM) Korea Utara yang ditembakkan pekan lalu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menuturkan, puing yang ditemukan tersebut memiliki panjang 3 meter dan lebar 2 meter dan merupakan bagian dari rudal SA-5.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengecam keras peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korea Utara, sebagaimana dilansir Reuters.
Pihak kementerian menyampaikan, peluncuran rudal tersebut merupakan pelanggaran pakta militer antar-Korea 2018 yang melarang kegiatan apa pun yang memicu ketegangan perbatasan.
Baca juga: Ini Deretan Rudal yang Diuji Coba Korea Utara
“Peluncuran rudal SA-5 ini jelas merupakan provokasi yang disengaja,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
“SA-5 juga memiliki karakteristik rudal permukaan-ke-permukaan, dan Rusia telah menggunakan rudal serupa di Ukraina untuk serangan permukaan-ke-permukaan,” sambung kementerian itu.
Puing-puing itu ditemukan setelah Korea Utara melakukan uji coba sejumlah rudal pekan lalu, termasuk kemungkinan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Peluncuran rudal Korea Utara tersebut merupakan bentuk protes Pyongyang atas latihan udara gabungan oleh Korea Selatan dan AS.
Baca juga: Waspadai Korea Utara dan China, Jepang Bersiap Terjunkan Rudal Hipersonik
Kejadian pekan lalu adalah kali pertamanya rudal balistik Korea Utara mendarat di dekat perairan Korea Selatan.
Militer Korea Utara mengatakan, peluncuran itu merupakan simulasi serangan terhadap Korea Selatan dan AS. Pyongyang mengkritik latihan Seoul dan AS sebagai latihan perang yang berbahaya dan agresif.
SA-5 adalah rudal pertahanan udara yang awalnya dirancang oleh Uni Soviet untuk menembak jatuh pesawat pengebom strategis dan target lainnya di ketinggian.
Rudal itu diekspor ke seluruh dunia, dan masih beroperasi di setidaknya di 12 negara, menurut Missile Defense Project dari Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Korea Utara menerima pengiriman sistem SA-5 pada pertengahan 1980-an, menurut The Armed Forces of North Korea: On the Path of Songun, sebuah survei tahun 2020 oleh para peneliti Belanda.
Baca juga: Korsel: Korut Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, tapi Sepertinya Gagal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.