Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Digugat Usai Elon Musk PHK Massal Ribuan Pegawai

Kompas.com - 05/11/2022, 20:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Twitter digugat atas keputusan Elon Musk memecat ribuan pegawainya. Gugatan yang diajukan pengacara bernama Shannon Liss-Riordan ini diajukan ke pengadilan federal San Francisco pada Kamis (3/11/2022).

Sebelum PHK massal terjadi pada Jumat (4/11/2022), para pegawai tiba-tiba tidak bisa masuk Slack dan akun e-mail perusahaan. Mereka juga dilarang masuk kantor.

Twitter setelah dibeli Elon Musk mengumumkan bahwa mereka akan memecat sekitar 3.700 pegawai. Jumlah tersebut adalah setengah dari total tenaga kerjanya, menurut laporan Bloomberg.

Baca juga: Elon Musk PHK Massal Pegawai Twitter lewat E-mail

Dikutip dari New York Post pada Jumat (4/11/2022), gugatan menuduh bahwa para pegawai Twitter tidak diberi cukup pemberitahuan tentang PHK massal yang melanggar hukum federal dan California.

Gugatan dari Liss-Riordan mengutip undang-undang federal WARN (Worker Adjustment and Retraining Notification) atau Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja, yang mewajibkan perusahaan dengan 100 atau lebih pekerja memberikan pemberitahuan 60 hari sebelumnya tentang PHK massal atau gangguan pekerjaan lainnya.

Liss-Riordan juga meminta pengadilan membatasi Twitter dari meminta staf menandatangani dokumen yang dapat melepaskan hak mereka setelah di-PHK.

"Kami mengajukan gugatan malam ini dalam upaya memastikan karyawan sadar mereka tidak boleh menandatangani pelepasan hak mereka, dan mereka berhak mengejar hak," kata Shannon Liss-Riordan kepada Bloomberg.

Adapun Twitter belum menanggapi permintaan komentar oleh Bloomberg.

E-mail internal yang diperoleh Washington Post berisi peringatan bagi pegawai bahwa pemutusan hubungan kerja akan dimulai pada Jumat (4/11/2022), karena pengambilalihan perusahaan oleh Elon Musk mengubah budaya tempat kerja.

Dikatakan bahwa staf akan menerima e-mail dengan subyek: "Peran Anda di Twitter." Di e-mail juga diinfokan penutupan semua kantor.

Baca juga:

“Dalam upaya menempatkan Twitter di jalur yang sehat, kami akan melalui proses sulit untuk mengurangi tenaga kerja global kami pada Jumat,” bunyi e-mail tersebut.

“Kami menyadari bahwa ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga ke Twitter, tetapi tindakan ini, sayangnya, diperlukan untuk memastikan kesuksesan perusahaan di masa depan.”

Para pegawai Twitter kemudian membentuk kelompok dukungan online dan menerbitkan panduan pemberhentian bagi mereka yang dipecat massal.

Liss-Riordan pernah menggugat Tesla (perusahaan milik Elon Musk lainnya) atas klaim serupa ketika produsen mobil listrik itu memberhentikan sekitar 10 persen tenaga kerjanya.

Tesla kemudian memenangi putusan dari hakim federal di Kota Austin, sehingga para pegawai yang mengejar klaim harus melakukannya dalam arbitrase tertutup, bukan secara terbuka di pengadilan.

Baca juga: Dewan Perusahaan Twitter Bubar, Elon Musk Jadi Direktur Tunggal

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com