Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepedihan Ibu-ibu Gambia Kehilangan Anaknya akibat Gagal Ginjal Akut, Tuntut Keadilan atas Skandal Obat Sirup

Kompas.com - 20/10/2022, 10:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

"66 merupakan angka yang besar. Jadi kami minta keadilan, karena korbannya adalah anak-anak tak berdosa," kata Kuyateh.

Korban lainnya adalah Aisha yang masih berusia lima bulan.

Ibunya, Mariam Sisawo, menyadari suatu pagi bayinya tak bisa buang air kecil setelah diberikan sirup obat batuk.

Baca juga: Kemenkes Lakukan 4 Penanganan Usai Kasus Gagal Ginjal Anak Melonjak

Pada kunjungan awal ke rumah sakit, perempuan 28 tahun diberitahu bahwa tak ada yang salah dengan kandung kemih putrinya itu. Butuh dua perjalanan lagi dari sana sebelum akhirnya Aisha dirujuk ke sebuah rumah sakit di ibu kota Banjul yang berjarak 36 Kilometer dari rumahnya di Brikama.

Tetapi setelah mendapat perawatan selama lima hari di sana, Aisha mengembuskan napas terakhir.

"Putri saya mengalami kematian yang menyakitkan. Pada saat tertentu ketika dokter ingin memasang infus, mereka tak dapat melihat pembuluh darahnya. Saya sendiri dan dua perempuan lain di ruang yang sama telah kehilangan anak.

"Saya punya dua anak, dan Aisha satu-satunya perempuan. Suami saya sangat bahagia dengan kelahiran Aisha, dan dia masih belum bisa menerima kematiannya."

Sejauh ini, Gambia tak punya laboratorium yang mampu menguji apakah obat-obat yang digunakan aman, sehingga mereka harus mengirimnya ke luar negeri untuk memeriksanya.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut Misterius, Balita di Sumba Barat NTT Meninggal

Hal ini disampaikan direktur layanan kesehatan Gambia, Mustapha Bittay, kepada program BBC Focus on Africa.

Jumat lalu, Presiden Adama Barrow mengatakan, negaranya berencana mendirikan laboratorium semacam itu. Dalam siaran televisi, ia juga memerintahkan menteri kesehatan untuk mengkaji aturan dan pedoman yang terkait dengan impor obat-obatan.

Sisawo meyakini pemerintah semestinya lebih waspada.

"Ini pelajaran bagi orang tua, tetapi tanggung jawab yang lebih besar ada pada pemerintah. Sebelum obat-obatan masuk ke negara ini, semestinya harus diperiksa apakah layak untuk dikonsumsi manusia atau tidak," katanya.

Alieu Kijera membawa anaknya, Muhammed, ke negara tetangga Senegal untuk menjalani perawatan. Akan tetapi tim dokter tak mampu menyelamatkan nyawanya.OMAR WALLY via BBC INDONESIA Alieu Kijera membawa anaknya, Muhammed, ke negara tetangga Senegal untuk menjalani perawatan. Akan tetapi tim dokter tak mampu menyelamatkan nyawanya.

Isatou Cham terlalu sedih untuk membicarakan kematian putranya yang berusia 2,5 tahun, Muhammed.

Baca juga: Larangan Obat Sirup, Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius, dan Pandangan Ahli Farmasi...

Saat ditemui, dia meninggalkan ruang tamu di rumahnya di Serrekunda, lalu menangis bersama dengan kedua anaknya yang lain.

Sementara ayah Muhammed, Alieu Kijera, menjelaskan apa yang terjadi terhadap putra kecilnya itu.

Dia mengatakan Muhammed dibawa ke rumah sakit saat demam dan tak bisa buang air kecil. Tapi para dokter memberikan perawatan penyakit malaria kepada Muhammed, kemudian kondisinya semakin memburuk.

Tim medis kemudian mengatakan Muhammed harus dirawat di Senegal - negara tetangga - di mana layanan kesehatannya dianggap lebih baik. Awalnya ada pemulihan sementara, tapi tak juga berhasil menyelamatkan nyawanya.

Kijera marah dengan negaranya yang tidak memiliki sistem layanan kesehatan yang memadai, dan dia terpaksa berobat ke luar negeri.

"Kalau saja ada peralatan dan pengobatan yang benar, maka anak saya dan anak-anak lainnya bisa diselamatkan," katanya.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com