Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kasus Anak Gagal Ginjal Akut, Ini Tanggapan Pakar Farmasi Unpad

Kompas.com - 20/10/2022, 09:37 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut belakangan ini sering terjadi.

Di Gambia terungkap bahwa kasus yang menyebabkan puluhan anak meninggal ini diduga karena kandungan senyawa dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat parasetamol.

Baca juga: Tempat Pendidikan Jokowi, dari SD hingga Masuk Fakultas Kehutanan UGM

Seberapa bahayakah dua senyawa tersebut?

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Muchtaridi menjelaskan, dietilen glikol dan etilen glikol merupakan senyawa pelarut organik dengan rasa manis yang kerap disalahgunakan untuk pelarut obat.

Kelarutan dan rasa manisnya tersebut kerap disalahgunakan untuk mengganti propilen glikol atau polietiken glikol.

"Masalahnya, dietilen glikol dan etilen mengalami oksidasi oleh enzim," kata Prof. Muchtaridi dalam keterangannya, Kamis (20/10/2022).

Ketika masuk ke tubuh, senyawa ini mengalami oksidasi oleh enzim, sehingga menjadi glikol aldehid kemudian kembali dioksidasi menjadi asam glikol oksalat dan kemudian membentuk lagi menjadi asam oksalat.

Asam oksalat inilah, sebut dia, yang memicu membentuk batu ginjal.

Dia mengaku, asam oksalat jika sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam.

Baca juga: 3 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2023

"Asam oksalat kelarutannya kecil, kalau ketemu kalsium akan terbetuk garam yang sukar larut air dan larinya akan ke organ seperti empedu dan ginjal. Jika lari ke ginjal akan jadi batu ginjal. Kristalnya tajam akan mencederai ginjal," tutur dia.

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak yang notabene memiliki ukuran ginjal lebih kecil, dampak yang ditimbulkan akan parah.

Tidak hanya memapar di ginjal, efeknya juga bisa lari ke jantung dan juga bisa memicu kematian yang cepat.

"Yang paling berbahaya ketika kondisi ini terjadi di negara-negara kering. Kondisi dehidrasi akan mempercepat pembentukan asam oksalatnya. Contohnya seperti di Gambia," jelas dia.

Karena efek sampingnya yang berbahaya, dietilen glikol dan etilen glikol sebenarnya sudah dilarang ketat penggunaannya dalam obat oleh Food and Drugs Administration (FDA) sejak 1938.

Namun, pada 1998, India mencatat ada kasus sedikitnya 150 anak meninggal dengan penyakit yang sama dalam lima tahun terakhir.

Baca juga: Beasiswa Telkom University 2023 bagi Siswa SMA-SMK, Kuliah Gratis

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com