LONDON, KOMPAS.com – Inggris terancam krisis kalkun untul Natal jika wabah flu burung di sana terus menyebar.
Hal tersebut disampaikan Persatuan Petani Nasional (NFU), sebagaimana dilansir Sky News, Minggu (2/10/2022).
Wabah flu burung saat ini dianggap sebagai salah satu yang terburuk di Inggris. Flu burung telah terdeteksi di 155 lokasi di Inggris.
Baca juga: Banyak Penguin Mati karena Flu Burung di Afrika Selatan
Lebih dari 3 juta unggas harus dimusnahkan di seluruh Inggris sejauh ini. Zona Pencegahan Flu Burung turut diterapkan di Norfolk, Suffolk, sebagian Essex, dan seluruh Barat Daya Inggris.
Kondisi tersebut tentu saja memengaruhi jumlah unggas di kalangan peternak. Para peternak semakin khawatir tentang ternak mereka.
“Ini adalah risiko,” kata Ketua Dewan Unggas NFU James Mottershead kepada Sky News.
"Jika flu burung, misalnya, masuk ke kalkun yang dapat menyebabkan kematian besar-besaran, itu dapat menyebabkan masalah rantai pasokan yang nyata menjelang waktu Natal,” sambung Mottershead.
Dia menambahkan, beberapa peternak kalkun musiman sudah merasakan dampaknya sejauh ini.
Baca juga: Lumba-lumba Mati karena Flu Burung di Swedia
“Jika Anda memiliki kasus (flu burung) di peternakan Anda dan peternakan Anda digolongkan sebagai tempat yang terinfeksi, ini serius. Anda bisa keluar dari produksi hingga 12 bulan,” ujar Mottershead.
Pada 27 September, Kementerian Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris (DEFRA) memperluas Zona Pencegahan Flu Burung setelah mendeteksi beberapa kasus.
Di Devon, seorang peternak unggas James Coleman, yang menjalankan peternakan Creedy Carver, harus memusnahkan 20.000 bebeknya.
Sebenarnya, tidak ada kasus flu burung di peternakan Creedy Carver.
Namun, dia mengambil keputusan itu sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi pabrik pengolahan ayam dan bebeknya di lokasi yang sama.
Baca juga: Kasus Pertama Flu Burung H3N8 pada Manusia Ditemukan di China
Setiap ada unggas baru yang datang di peternakannya, Coleman mengaku khawatir dan harus terus memantaunya.
Sejauh ini, para peternak hanya menerima kompensasi untuk unggas sehat yang dimusnahkan.
Kompensasi itu tidak berlaku jika ada unggah yang mati karena penyakit, atau kerugian yang diakibatkannya.
Coleman mengatakan, perlu ada tinjauan besar-besaran tentang bagaimana DEFRA menangani wabah tersebut, dan menyerukan bantuan keuangan lebih lanjut.
Baca juga: China Deteksi Kasus Pertama Flu Burung H3N8 pada Manusia
“Jika kita akan menghadapi situasi di mana pemerintah akan terus menutup bisnis dan menutup pertanian, kita membutuhkan dukungan keuangan,” tutur Coleman.
Dia berujar, sama seperti Covid-19, para peternak membutuhkan tingkat dukungan yang sama.
“Jika kami dipaksa untuk tutup melalui kebijakan pemerintah, kami harus memiliki dukungan keuangan yang sama seperti yang dimiliki semua orang,” ucap Coleman.
“Sehingga ketika kami telah melakukan pembersihan dan ketika kami membuka kembali lagi, kami masih memiliki bisnis yang akan datang,” lanjut Coleman.
Baca juga: Kasus Flu Burung Ditemukan Lagi di AS, Industri Peternakan Diminta Waspada
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.