JAKARTA, KOMPAS.com – Media asing, Reuters, menyebut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022), yang mengakibatkan 125 orang meninggal sebagai salah satu tragedi sepak bola terburuk di dunia.
Lewat pembaruan informasi korban, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merilis data lengkap korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan.
Jumlah korban meninggal sebanyak 125 jiwa. Sedangkan korban yang mengalami luka-luka akibat peristiwa itu sebanyak 299 jiwa.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Jadi Tragedi Dunia | Dollar AS Terus Menguat
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, tragedi di Stadion Kanjuruhan usai Arema FC mengalami kekalahan saat bertanding melawan Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Kerusuhan bermula saat pendukung Arema FC turun ke lapangan untuk menyampaikan protes. Sayangnya penyampaian protes itu berlangsung panas.
Sejumlah suporter melempari benda ke arah jalan akses keluar pemain. Mengantisipasi kondisi yang semakin memburuk, jajaran pengamanan berupaya menghalau massa.
Namun, mereka tampak keteteran.
Baca juga: Sepak Bola Indonesia Berduka: Malam Jahanam di Kanjuruhan
Puncaknya jajaran pengamanan menembaki gas air mata ke beberapa arah kerumunan, bahkan ke beberapa tribun yang masih banyak suporter.
Kepanikan melanda, massa berjubel berebut keluar dari Stadion Kanjuruhan hingga beberapa suporter terinjak-injak yang lain.
Dalam catatan Reuters, tragedi di Stadion Kanjuruhan merupakan bencana sepak bola terburuk kedua di dunia dalam 30 tahun terakhir.
Jumlah korban tewas di Stadion Kanjuruhan hanya selisih sedikit dengan tragedi di stadion sepak bola utama Accra, Ghana, pada Mei 2001, yang menewaskan 126 orang.
Baca juga: KPAI: Tragedi Kanjuruhan Berdampak Berat pada Kejiwaan Korban Anak
Kala itu, polisi juga menembakkan gas air mata ke suporter.
Sementara itu, bencana sepak bola terburuk di dunia yang pernah tercatat terjadi di Peru pada Mei 1964 dan di Rusia pada Oktober 1982.
Di Peru, tragedi mengerikan terjadi Estadio Nacional alias Stadion Nasional di mana lebih dari 300 orang tewas dan sekitar 500 mengalami luka-luka.
Sedangkan di Rusia, tragedi terjadi di Stadion Luzhniki, Moskwa. Uni Soviet mengumumkan jumlah kematian sebesar 66 jiwa. Padahal, jumlah korban tewas ditaksir mencapai 340 jiwa.