"Saya pikir politik Putin adalah untuk menghancurkan kita, itu adalah genosida rakyat kami," katanya sambil memilah-milah pecahan peluru," ujarnya.
"Kami berada di bawah tekanan terus-menerus. Saya bahkan tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Komyshuvakha dikupas hampir setiap hari," sambungnya.
Kebanyakan orang berada di dalam karena serangan cenderung terjadi di tengah hari.
Baca juga: Putin Tandatangani Perjanjian Caplok Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia dari Ukraina
Untuk saat ini, suara kicau burung dan gonggongan anjing sesekali menutupi apa yang terjadi pada komunitas kecil ini.
Anda baru sadar bahwa kebanyakan perempuan tertinggal di sini. Para lelaki Komyshuvakha kebanyakan bertempur, atau berada di tempat lain.
Di tikungan, BBC berbicara dengan tiga perempuan di luar gedung tempat mereka tinggal selama 70 tahun.
Mata mereka basah karena ketegangan hidup di sini menggelembung ke permukaan.
"Musim dingin akan datang dan tidak ada satu jendela pun di rumah ini," mereka menjelaskan, sering kali berbicara satu sama lain. "Ini seperti kita sedang duduk di atas tong bubuk."
Baca juga: Ukraina Hari Ini: Konvoi Mobil Sipil di Zaporizhzhia Diserang, 23 Tewas dan 28 Luka-luka
Jadi, apa pendapat mereka tentang klaim Rusia atas separuh wilayah tempat mereka tinggal?
"Harus ada Ukraina yang bebas dan independen," kata mereka. "Kami tidak menyerang siapa pun, tidak menyakiti siapa pun, dan tidak menginginkan apa pun. Kami ingin hidup seperti sebelumnya."
Di balik pintu darurat kebakaran di taman kanak-kanak yang kosong, ada aktivitas. Tiga perempuan sibuk mencuci kentang dan memasak panekuk.
Mereka tidak tahu untuk siapa mereka memasak, kata mereka, hanya saja militer Ukraina menginstruksikan mereka.
Baca juga: Putin Akan Pidato Besar Usai Rusia Caplok Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina
Saat dia mengaduk adonan dalam mangkuk besar, saya bertanya kepada Anzhela apakah dia peduli bahwa Rusia sekarang melihat desanya sebagai "perbatasan" baru.
"Kami tidak menginginkan itu. Kami ingin hidup dengan cara kami hidup. Semuanya baik-baik saja, semuanya baik-baik saja," katanya.
Dia mengocok dengan sedikit lebih kuat.
"Kami tumbuh dengan cara ini. Anak-anak kami tumbuh dengan cara ini dan cucu kita juga," sambungnya.
Baca juga: Biden: AS Tidak Akan Pernah Akui Pencaplokan Rusia Atas Wilayah Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.