Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipa Gas Nord Stream Bocor, Ledakannya Setara Ratusan Kg Bahan Peledak

Kompas.com - 01/10/2022, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Ledakan yang menyebabkan empat kebocoran di pipa gas Nord Stream di bawah Laut Baltik setara dengan ratusan kilogram bahan peledak, menurut laporan Denmark-Swedia pada Jumat (30/9/2022).

"Kekuatan ledakan diukur pada 2,3 dan 2,1 pada Skala Richter, masing-masing, mungkin sesuai dengan beban ledakan beberapa ratus kilo," kata kedua negara dalam laporan bersama kepada Dewan Keamanan PBB, dikutip dari kantor berita AFP.

Mengikuti permintaan dari Rusia, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat mengenai kebocoran tersebut pada Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Pipa Nord Stream Bocor Munculkan Buih Gelembung Seluas 1 Km di Laut, Eropa Tingkatkan Keamanan

"Semua informasi yang tersedia menunjukkan bahwa ledakan itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja," kata kedua negara tersebut.

Sumber ledakan masih misteri, sedangkan AS dan Rusia menyangkal bertanggung jawab.

"Tidak dapat dikesampingkan bahwa ini adalah serangan sembrono terhadap infrastruktur energi Eropa dan upaya mengacaukan situasi keamanan yang sudah tegang," kata menteri pertahanan negara-negara Nordik yaitu Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia, dan Islandia dalam pernyataan bersama pada Jumat.

Dalam laporan mereka, Dewan Keamanan PBB, Denmark, dan Swedia juga mengatakan bahwa "Kemungkinan dampak pada kehidupan maritim di Laut Baltik mengkhawatirkan, dan efek iklim kemungkinan akan sangat besar".

Pemandangan stasiun Gascade Gas Receiving yang bersebelahan dengan stasiun penerima Nord Stream 2 Pipeline Inspection Gauge (PIG) di Lubmin, Jerman, diambil pada 21 September 2021. Pada Selasa (27/9/2022), pipa gas Nord Stream 1 maupun pipa gas Nord Stream 2 ditemukan bocor dengan dugaan adanya sabotase.AFP/JOHN MACDOUGALL Pemandangan stasiun Gascade Gas Receiving yang bersebelahan dengan stasiun penerima Nord Stream 2 Pipeline Inspection Gauge (PIG) di Lubmin, Jerman, diambil pada 21 September 2021. Pada Selasa (27/9/2022), pipa gas Nord Stream 1 maupun pipa gas Nord Stream 2 ditemukan bocor dengan dugaan adanya sabotase.
Semua kebocoran di Nord Stream, yang menurut beberapa negara disebabkan oleh dugaan sabotase saat ledakan bawah laut terekam pada Senin (26/9/2022), berada di Laut Baltik di lepas pulau Bornholm, Denmark.

Sebanyak dua dari kebocoran tersebut terletak di zona ekonomi eksklusif Swedia, dan dua lainnya berada di zona Denmark.

Baca juga:

Jalur pipa Nord Stream 1 dan 2, yang menghubungkan Rusia ke Jerman, menjadi pusat ketegangan geopolitik setelah Rusia memotong pasokan gas ke Eropa sebagai pembalasan terhadap sanksi Barat atas invasi Moskwa ke Ukraina.

Meski pipa-pipa tersebut saat ini tidak beroperasi, keduanya masih mengandung gas.

Pada Kamis (29/9/2022) operator pipa belum bisa menilai kerusakan, tetapi akan melakukannya segera setelah menerima izin resmi yang diperlukan.

Operator berujar bahwa akses hanya bisa didapat setelah tekanan dalam pipa gas stabil dan kebocoran gas sudah berhenti.

Menurut otoritas Denmark, kebocoran akan berlanjut sampai gas di pipa habis yang diperkirakan akan terjadi pada Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Pipa Gas Nord Stream Meledak dan Bocor, Rusia Desak AS Beri Jawaban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com