“Dia mungkin adalah cendekiawan Muslim paling internasional yang dimiliki Islam di zaman modern, mungkin satu-satunya yang paling berpengaruh karena dia tidak membatasi ajarannya pada bagian tertentu dari Islam,” kata dia.
Menurut El Shayyal, Yusuf al-Qaradhawi sering berbicara tentang isu-isu modern, termasuk mulai dari pemilihan umum, demokrasi, hingga masalah keadilan sosial.
Lahir pada 1926, ketika Mesir masih di bawah kekuasaan kolonial Inggris, Yusuf al-Qaradhawi menggabungkan pendidikan agama dengan aktivisme anti-kolonial selama masa mudanya.
Baca juga: Presiden UEA Meninggal Dunia, Pangeran Berpengaruh Akan Jadi Pengganti
Aktivismenya melawan pendudukan Inggris dan kemudian hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin menyebabkan Yusuf al-Qaradhawi pernah beberapa kali ditangkap pada tahun 1950-an.
Dia pindah ke Qatar pada awal 1960-an ketika diangkat menjadi Dekan Fakultas Syariah di Universitas Qatar dan kemudian diberikan kewarganegaraan Qatar.
Ibrahim Salah Al-Nuaimi, ketua pusat internasional untuk dialog antaragama Doha, menggambarkan Yusuf al-Qaradhawi sebagai “cendekiawan besar dan moderat”.
“Dia bekerja erat dengan banyak perwakilan dari agama yang berbeda untuk menyatukan harmoni dan untuk benar-benar menghentikan pidato kebencian yang kadang-kadang akan muncul di antara agama yang berbeda,” kata Al-Nuaimi kepada Al Jazeera.
Salah satu karya awal Yusuf al-Qaradhawi yang terkenal adalah buku Fiqh al-Zakat tahun 1973.
Yusuf al-Qaradhawi juga berusaha untuk menafsirkan kembali aturan sejarah hukum Islam untuk lebih mengintegrasikan Muslim dalam masyarakat non-Muslim.
Dia disebut mendukung pengeboman bunuh diri terhadap Israel dalam Intifada Kedua dan juga menyuarakan dukungan untuk pemberontakan Irak yang meletus setelah invasi pimpinan AS tahun 2003 menggulingkan Saddam Hussein.
Baca juga: Dinilai Melanggar Nilai-nilai Islam, Netflix Dapat Peringatan dari Arab Saudi dan 5 Negara Teluk
Sikapnya terhadap kedua masalah itu membuatnya mendapat cemoohan yang sudah berlangsung lama di Barat.
Pada tahun 2009, badan keamanan internal Israel Shin Bet menuduh al-Qaradhawi mengalokasikan 21 juta dollar AS untuk amal yang didanai oleh Hamas untuk mendirikan infrastruktur militan di Yerusalem. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, membantah tuduhan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.