Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria China Hilang 17 Hari Usai Gempa, Sempat Rawat Korban dan Cegah Banjir

Kompas.com - 26/09/2022, 16:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WANDONG SICHUAN, KOMPAS.com - Gan Yu, pekerja di China yang merawat luka rekan-rekannya setelah gempa bumi mematikan kemudian tersesat di gunung, ditemukan usai 17 hari hilang.

Gempa bermagnitudo 6,6 melanda provinsi Sichuan di barat daya awal bulan ini, menewaskan sedikitnya 93 orang dan ribuan orang harus diungsikan ke kamp-kamp sementara.

Gan Yu bekerja di pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Wandong Sichuan. Ia ditemukan hidup dengan luka-luka pada Rabu (21/9/2022) oleh penduduk desa setempat, kata China National Radio (CNR) milik negara yang menyebut penyelamatan itu keajaiban hidup.

Baca juga: Gempa China M 5,4-6,0 Guncang Sichuan, Kedalaman Dangkal 10 Km

Gan sedang bekerja dengan rekannya yaitu Luo Yong saat gempa melanda pada 5 September 2022. Mereka awalnya tetap di tempat untuk memberikan pertolongan pertama kepada rekan-rekannya yang terluka, dan mencegah banjir dengan melepaskan air dari bendungan.

Luo Yong dan Gan kemudian berusaha meninggalkan PLTA di lokasi terpencil itu dengan berjalan sekitar 20 kilometer.

Namun, Gan yang mengidap rabun jauh kehilangan kacamatanya saat gempa dan kesulitan mencari arah ke daerah pegunungan, kata CNR dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (22/9/2022).

Kedua pria itu berusaha mati-matian untuk memberi sinyal kepada penyelamat yang posisinya jauh untuk meminta bantuan.

"Kami melepas pakaian, menggantungnya di cabang pohon dan melambaikannya," ujar Luo kepada CNR.

Mereka akhirnya memutuskan Gan harus tetap tinggal sementara Luo pergi mencari bantuan.

Luo membantu membuatkan Gan tempat tidur dari daun dan bambu, serta meninggalkannya beberapa buah liar juga rebung untuk dimakan sebelum mereka berpisah.

Baca juga:

Luo ditemukan oleh penyelamat pada 8 September 2022 setelah menggunakan api untuk menarik perhatian helikopter, tetapi pada saat lokasi persinggahan sementara Gan ditemukan pada 11 September, dia menghilang.

Hanya ada jejak kaki dan pakaian yang dibuang. Para penyelamat khawatir Gan meninggal karena hipotermia.

Hingga akhirnya, awal pekan lalu petani lokal bernama Ni Taigao kembali ke desanya di kaki gunung tempat PLTA berada, dan mendengar tentang pencarian Gan.

Berbekal pengetahuannya di medan setempat, petani itu ikut bergabung dalam pencarian pada Rabu (21/9/2022) pagi. Setelah dua jam treking, dia mendengar tangisan samar Gan dan melihatnya terbaring di bawah beberapa pohon.

Butuh beberapa jam lagi bagi tim penyelamat untuk mencapai Gan, yang diterbangkan hari itu juga ke rumah sakit terdekat. Dokter mendapati dia menderita beberapa patah tulang, menurut stasiun tv Pemerintah China CCTV.

Tayangan dari CCTV menunjukkan Gan yang tampak syok dan kurus mengonfirmasi namanya, dan dengan hati-hati memakan makanan ringan yang ditawarkan oleh penyelamat.

Baca juga: Gempa M 6,6 Guncang China Barat Daya, Warga: Terasa Sangat Kuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com