Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Pangeran Harry Tidak Hormat ke Peti Mati Ratu Elizabeth II

Kompas.com - 20/09/2022, 13:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran Harry tidak melakukan hormat saat peti mati ratu Elizabeth II diangkut keluar dari Wellington Arch di pusat kota London ke Windsor.

Sky News melaporkan, saat itu Raja Charles III, Putri Anne, dan Pangeran William dengan seragam militer beserta keluarga Kerajaan juga ratusan prajurit memberikan hormat dalam pemakaman Ratu Elizabeth II.

Selain Pangeran Harry, Pangeran Andrew juga tidak melakukan hormat.

Baca juga: Momen Emosional Meghan Markle Berlinang Air Mata Saat Pemakaman Ratu Elizabeth II

Dikutip dari Inews, Pangeran Harry dan Pangeran Andrew tidak boleh ikut melakukan penghormatan karena bukan berstatus bangsawan Kerajaan Inggris lagi.

Tugas memberi hormat hanya diperuntukkan bagi yang memakai seragam. Harry dan Andrew karena sudah keluar dari tugas Kerajaan Inggris, mereka memakai setelan jas formal dan tetap berdiri tegak dengan tangan di sisi badan saat yang lain hormat.

Pangeran Harry sebelumnya mengindikasikan, dia tidak ingin ada perdebatan seputar pakaiannya demi menghormati pemakaman Ratu Elizabeth II.

Juru bicaranya berkata, “Pangeran Harry akan mengenakan setelan jas formal di seluruh acara untuk menghormati neneknya."

"Dekade pengabdian militernya tidak ditentukan oleh seragam yang dikenakannya dan kami dengan hormat meminta agar fokus tetap pada kehidupan serta warisan Yang Mulia Ratu Elizabeth II."

Sebelumnya, Harry dan Andrew sama-sama diberi izin khusus oleh Raja Charles III untuk mengenakan seragam militer saat berjaga di sekitar peti mati Ratu Elizabeth II yang disemayamkan di Westminster Hall pekan lalu.

Baca juga:

Pangeran Andrew saat tiba untuk giliran menjaga peti mati Ratu Elizabeth II yang disemayamkan di Westminster Hall, London, Inggris, 16 September 2022. Pangeran Andrew mendapat dispensasi boleh memakai seragam militer, karena sebenarnya dilarang akibat terjerat kasus pelecehan seksual dan hubungannya dengan Jeffrey Epstein pelaku kejahatan seks di Amerika Serikat.AFP/DANIEL LEAL Pangeran Andrew saat tiba untuk giliran menjaga peti mati Ratu Elizabeth II yang disemayamkan di Westminster Hall, London, Inggris, 16 September 2022. Pangeran Andrew mendapat dispensasi boleh memakai seragam militer, karena sebenarnya dilarang akibat terjerat kasus pelecehan seksual dan hubungannya dengan Jeffrey Epstein pelaku kejahatan seks di Amerika Serikat.
Pangeran Harry--yang bertugas di dua misi Afghanistan selama 10 tahun dinasnya--diizinkan mengenakan seragam Blues and Royals No 1 selama acara tersebut pada Sabtu (17/9/2022) malam.

Namun, Harry yang bergelar Duke of Sussex dilaporkan kesal setelah inisial ER (Elizabeth Regina) milik Ratu dilepas dari bahu seragam militernya. Aiguillettes--tali hias--yang sejalan dengan sandi kerajaan di seragamnya juga dilepas.

Sementara itu, Andrew diizinkan memakai sandi kerajaan dan aiguillettes selama berjaga.

Gelar militer Pangeran Harry dicopot setelah meninggalkan tugas kerajaan pada 2020 dan pindah ke Amerika Serikat bersama istrinya, Meghan, yang bergelar Duchess of Sussex.

Kali terakhir Harry mengenakan seragam militer di depan umum sebelumnya adalah Maret 2020, ketika hadir bersama Meghan di Festival Musik Mountbatten di Royal Albert Hall. Harry saat itu mengenakan jaket perwira Marinir Kerajaan berwarna merah cerah.

Di sisi lain, Pangeran Andrew yang bergelar Duke of York diberikan pengecualian khusus untuk mengenakan seragam Angkatan Laut dalam acara penjagaan peti pada Jumat (16/9/2022) sebagai tanda penghormatan khusus.

Dia harus keluar dari tugas kerajaan pada Mei 2020 karena hubungannya dengan penjahat seks Jeffrey Epstein dan terjerat kasus pelecehan seksual.

Pangeran Andrew kemudian dilucuti gelar militer, gelar kerajaan, dan panggilan "Yang Mulia"-nya pada Januari 2022.

Baca juga: Indonesia Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II, Ini Penjelasan Presiden Jokowi Tak Hadir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com