Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Tentara Bayaran Rusia: Mau Napi yang Berperang atau Anak-anakmu?

Kompas.com - 19/09/2022, 00:00 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Bos tentara bayaran Rusia berkeras mengirim para tahanan ke medan perang di Ukraina, setelah sebuah video menunjukkan dia merekrut narapidana di penjara sebagai tentara bayaran.

Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok Wagner, mengatakan mereka yang tidak mau mengirim narapidana untuk berperang harus mengirim anak-anak mereka sendiri.

Sebelumnya, rekaman video yang bocor menunjukkan Prigozhin sedang memberi tahu para narapidana bahwa mereka akan dibebaskan, jika mereka mengabdi kepada kelompoknya selama enam bulan.

Baca juga: Ukraina Klaim Tembak Jatuh Drone Iran yang Dipakai Rusia

Kelompok Wagner adalah kelompok tentara bayaran Rusia yang diyakini telah berperang di Ukraina sejak 2014.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di media sosial setelah video itu viral, Prigozhin mengatakan jika dia berada di penjara, dia bakal "bermimpi" bergabung dengan kelompok Wagner untuk "membayar utang pada Tanah Air".

Dia juga menambahkan sebuah pesan kepada mereka yang tidak ingin tentara bayaran maupun tahanan untuk ikut berperang.

"Entah itu perusahaan militer swasta dan tahanan, atau anak-anak Anda - putuskan sendiri."

Namun, pernyataan itu tidak secara eksplisit membahas video yang beredar sebelumnya atau mengakui bahwa video itu asli.

Baca juga: Zelensky Tidak Merasa Perang Rusia-Ukraina Segera Berakhir

Video itu - yang sudah diverifikasi oleh BBC - bisa jadi membenarkan kecurigaan sejak lama bahwa Rusia berharap bisa meningkatkan jumlah pasukan dengan merekrut tahanan.

Hukum Rusia tidak mengizinkan tahanan dibebaskan dengan imbalan wajib militer maupun menjadi tentara bayaran, tetapi Prigozhin mengatakan dalam video bahwa "tidak ada yang kembali ke balik jeruji besi" jika mereka mengabdi kepada kelompok Wagner.

"Jika Anda mengabdi selama enam bulan, Anda bebas," katanya.

Namun, dia memperingatkan calon rekrutan untuk tidak membelot. Dia mengatakan: "jika Anda tiba di Ukraina dan memutuskan mengurungkan niat, kami akan mengeksekusi Anda".

Video itu tampaknya diambil di sebuah lapangan penjara. Tidak diketahui siapa yang merekamnya, kapan video itu direkam, atau bagaimana video itu bisa dirilis.

BBC melakukan pengecekan geolokasi terhadap rekaman itu. Hasilnya menunjukkan ke sebuah daerah fasilitas tahanan di Republik Mariy El, Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-206 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Putin Akhiri Perang, 440 Mayat di Izyum

Perangkat pengenal wajah menunjukkan bahwa perekrut dalam video itu adalah Prigozhin, dan ini dikonfirmasi secara terpisah oleh berbagai sumber.

Sebelumnya, BBC telah mengidentifikasi hubungan antara kelompok itu dan Prigozhin, yang dikenal sebagai "koki Putin," disebut demikian karena dulunya dia adalah pemilik restoran dan katering untuk Kremlin.

Namun, di masa lalu, sekutu Putin itu membantah memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.

Kelompok Wagner, yang asal-usulnya tidak jelas, telah ditempatkan di Ukraina, Suriah, dan beberapa daerah konflik di Afrika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com