Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fat Leonard: Pengusaha Malaysia yang Terlibat Skandal Suap Angkatan Laut AS Melarikan Diri

Kompas.com - 06/09/2022, 16:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

SAN DIEGO, KOMPAS.com - Seorang pengusaha Malaysia yang menjadi tokoh kunci skandal suap Angkatan Laut AS melarikan diri dari tahanan rumah, kata US Marshals Service.

Leonard Glenn Francis, yang dikenal sebagai "Fat Leonard," memotong gelang pengaman di pergelangan kakinya sebelum menghilang dari rumahnya di San Diego dan sekarang dilaporkan dalam pelarian.

Insiden ini terjadi tiga minggu sebelum dia dijadwalkan untuk menjalani hukuman.

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Misteri Pembangunan Piramida Mesir Terungkap | Tank Malaysia Mogok di Jalan

Dia mengaku bersalah pada 2015 karena menyuap perwira Angkatan Laut AS dengan imbalan kontrak militer yang menguntungkan.

Departemen Kehakiman AS mengatakan skema itu adalah penipuan kolosal yang merugikan Angkatan Laut AS hingga puluhan juta dolar.

Deputi Pengawas Marsekal AS Omar Castillo mengatakan kepada outlet berita bahwa Francis telah memotong gelang GPS-nya dan melarikan diri dari rumahnya pada Minggu (4/9/2022) pagi.

Petugas polisi tiba di kediamannya setelah diberitahu oleh agensi yang memantau perangkat keamanannya, bahwa ada masalah.

"Saat tiba, mereka melihat tidak ada orang di rumah," katanya kepada kantor berita AFP.

Baca juga: Malaysia Naikkan Gaji Tahunan PNS Rp 330.000, PM: Pemerintah Dengar Keluhan Pegawai Negeri

Tetangga mengatakan mereka telah melihat truk bergerak masuk dan keluar dari rumahnya dalam beberapa pekan terakhir, kata Castillo, yang menambahkan bahwa banyak petunjuk sedang diselidiki.

Francis telah menjadi tokoh kunci di balik skandal suap jutaan dolar yang ia operasikan melalui perusahaannya yang berbasis di Singapura, yang melayani armada Pasifik Angkatan Laut AS.

Dia ditangkap pada 2013 dan mengaku bersalah pada 2015 karena menawarkan suap 500.000 dollar AS (Rp 7,4 miliar) kepada perwira Angkatan Laut AS dalam upaya untuk menyalurkan pekerjaan resmi ke galangan kapalnya.

Jaksa mengatakan dia membebankan biaya terlalu tinggi kepada Angkatan Laut hingga 35 juta dollar AS atau setengah miliar rupiah lebih.

Dia juga menghujani perwira Angkatan Laut AS dengan uang tunai, makanan lezat, cerutu mahal, minuman keras langka, dan pesta seks liar di hotel kelas atas untuk mendapatkan kontrak.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kuil Bersejarah China Muncul Usai Danau Kering | Tank Malaysia Mogok

Serangan kesehatan yang buruk dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kanker ginjal, memungkinkan dia untuk tetap berada di bawah tahanan rumah, sambil bertindak sebagai saksi yang bekerja sama untuk penuntutan saat dia menunggu hukuman.

Puluhan pejabat Angkatan Laut telah terjerat dalam kasus ini, dengan empat perwira dinyatakan bersalah, dan 28 lainnya, termasuk kontraktor dan pejabat angkatan laut, telah mengaku bersalah sejauh ini, menurut laporan media AS sebagaimana dilansir BBC.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com