HONIARA, KOMPAS.com - Beberapa bulan setelah menjalin kerja sama keamanan dengan China, Kepulauan Solomon semakin sering mengabaikan lobi dari Amerika Serikat (AS) yang ingin melawan pengaruh Beijing.
Kebijakan pragmatis Perdana Menteri Manasseh Sogavare diyakini menyulitkan Washington untuk menyaingi intervensi China di negeri kepulauan tersebut, menurut sejumlah diplomat dan analis keamanan.
Sebagai bagian dari upaya melawan China, Presiden Joe Biden awalnya berniat membangun kedutaan besar pertama di Honiara, setelah lebih dari tiga dekade berhubungan diplomasi. Namun lobi yang dilancarkan AS berulangkali terpental oleh sikap acuh Sogavare.
Bulan lalu, dia batal menghadiri upacara peringatan Perang Dunia II bersama pejabat senior AS. Pemerintahannya juga tidak merespons permintaan kapal penjaga pantai AS untuk mengisi bahan bakar di Kepulauan Solomon. Insiden tersebut "disesalkan" oleh Gedung Putih.
Sang perdana menteri lalu mengeluarkan larangan berlabuh bagi semua kapal perang asing, kecuali kapal rumah sakit yang dikirimkan AS dalam misi kemanusiaan.
Dalam editorialnya, koran pemerintah China, Global Times, menulis betapa Sogavare sedang berupaya "melawan" Washington.
Kemenlu AS sendiri menolak berkomentar. Namun seorang juru bicara Senator AS, Marsha Blackburn, yang pekan lalu melawat ke Honiara, menilai kebijakan Kepulauan Solomon melarang kapal militer asing dari perairannya sangat mengkhawatirkan.
Sogavare dikenal lewat sikapnya yang sulit ditebak. Hal ini turut mengarah pada kejatuhannya sebagai perdana menteri pada awal 2000-an, kata Graeme Smith, analis Pasifik di Australian National University.
Michael Green, bekas pejabat keamanan nasional AS, mengatakan larangan kapal militer bisa ditafsirkan sebagai "kerugian besar" bagi AS, yang sebelumnya selalu mendapat izin berlabuh. Tapi, larangan tersebut bukan berarti bahwa permainannya sudah berakhir, kata dia.
"Kita juga tidak tahu apakah Perdana Menteri Sogavare lumpuh oleh ketidakpastian yang dipicu situasi geopolitik, atau karena pengaruh Beijing, atau keduanya," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.