HONIARA, KOMPAS.com - Kepulauan Solomon untuk sementara menghentikan semua kunjungan angkatan laut asing, setelah gagal memberikan akses ke kapal Amerika Serikat (AS) dan Inggris awal bulan ini.
Honiara mengatakan kapal-kapal itu tidak meminta akses tepat waktu, dan ini mendorong peninjauan kembali prosedur kedatangan.
BBC mewartakan langkah itu menyimpang dari rutinitas dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh China di negara pasifik itu.
Honiara menandatangani pakta keamanan dengan Beijing pada April, dan memicu kekhawatiran di antara sekutu AS dan pulau-pulau Pasifik lainnya.
Pada Selasa (30/8/2022), Perdana Menteri Manasseh Sogavare mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi "informasi yang salah" dalam laporan media tentang kapal AS dan Inggris.
Dia mengatakan kedua kapal - US Coast Guard Cutter (USGC) Oliver Henry dan HMS Spey - gagal diberikan persetujuan tepat waktu karena keterlambatan dalam dokumen.
"Penundaan persetujuan ini menunjukkan perlunya pemerintah meninjau dan menyempurnakan persyaratan persetujuan dan prosedur untuk kunjungan kapal militer ke Pulau Solomon," kata Sogavare.
"Pemerintah telah meminta semua negara mitra dengan rencana untuk melakukan kunjungan angkatan laut atau patroli untuk menahan mereka sampai mekanisme nasional yang direvisi ada."
Dia mengatakan ini "secara universal" berlaku untuk semua kapal angkatan laut asing yang berkunjung.
Baca juga: China-Kepulauan Solomon Resmi Sepakati Pakta Keamanan yang Kontroversial, Apa Isinya?
Kedutaan AS mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menerima pemberitahuan tentang pembaruan kebijakan Solomon pada Senin (29/8/2022).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.