Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artemis I, Misi Pembuka Jalan bagi Permukiman di Bulan

Kompas.com - 02/09/2022, 21:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Fred Schwaller/DW Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - 2030 akan menjadi titik satu dekade penyelesaian jangka panjang proyek Bulan dan Mars. Tapi semua itu baru akan dimulai sekarang, dengan peluncuran Artemis I yang direncanakan mengudara pada 29 Agustus.

Artemis I adalah misi uji coba tanpa awak, dan ini adalah langkah pertama untuk mengembalikan manusia ke Bulan sejak misi terakhir Apollo 17 pada tahun 1972 silam.

Pembuatan stasiun di Bulan dirasa penting untuk nantinya dapat mengeksplorasi Mars, karena astronot ingin menggunakan permukaan Bulan sebagai semacam pit stop untuk peluncuran kunjungan jangka panjang ke planet merah tersebut.

Baca juga: NASA Siap Luncurkan Artemis, Misi Roket Kru Penjelajahan Bulan Pertama Sejak 1972

Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), yang menjadi mitra NASA dalam proyek ini, program Artemis akan menyoroti apa yang telah berubah dalam eksplorasi ruang angkasa selama setengah abad terakhir.

Banyak yang berubah sejak 1972

Perubahan yang terjadi salah satunya, visi dan teknologi yang digunakan lebih maju. Program Artemis merencanakan pendaratan manusia di Bulan pada tahun 2025 dan membangun permukiman yang lebih permanen melalui perjalanan di tahun-tahun berikutnya.

"Pada awalnya, orang hanya akan pergi ke Bulan selama seminggu, tetapi misi Artemis di masa depan akan membuat manusia tinggal di sana selama satu atau dua bulan. Karena itu, pemukiman permanen akan dibangun,” ungkap Insinyur Ruang Angkasa ESA Juergen Schlutz, kepada DW.

Artemis juga akan menandai pertama kalinya perempuan dan orang kulit berwarna akan berjalan di Bulan.

Apa itu program Artemis?

Peluncuran ini adalah yang pertama dari enam misi Bulan Artemis yang direncanakan hingga 2028 mendatang. Tidak akan ada manusia di pesawat ruang angkasa Orion untuk Artemis I. Misi ini pada dasarnya adalah tes keselamatan. Tapi misi selanjutnya di masa depan akan mulai mengangkut manusia.

DW INDONESIA Pesawat ruang angkasa Orion Artemis yang tidak berawak akan lepas landas pada 29 Agustus, mengorbit bulan satu atau dua kali sebelum kembali ke Bumi.
Program Artemis dimulai tahun 2017 sebagai bagian dari upaya revitalisasi program luar angkasa. Ini dilakukan oleh NASA dengan bekerja sama dengan ESA dan badan antariksa dari beberapa negara lainnya.

"Kami ingin memperluas jangkauan manusia ke luar angkasa. Bulan adalah tetangga terdekat. Bulan memiliki sumber daya dan kualitas untuk penelitian, tetapi bagi kami program Artemis berfokus untuk mendapatkan pijakan pertama kami di luar angkasa," kata Schlutz.

NASA menamai program itu dengan sebutan saudara kembar Apollo, Artemis, yakni sang Dewi Bulan dalam mitologi Yunani.

Baca juga: NASA Bentuk Tim Artemis, Akankah Cetak Sejarah Wanita Pertama di Bulan?

Misi pertama akan lepas landas dari Pusat Ruang Angkasa Kennedy pada 29 Agustus pukul 07.30 di Florida (18.30 WIB), meluncurkan pesawat ruang angkasa Orion menuju Bulan selama 26 sampai 42 hari. Setidaknya enam dari hari-hari itu akan dihabiskan di orbit Bulan yang jauh sebelum jatuh ke Samudra Pasifik.

Pesawat luar angkasa Orion dibangun atas kerja sama dengan sejumlah mitra internasional.AIRBUS via DW INDONESIA Pesawat luar angkasa Orion dibangun atas kerja sama dengan sejumlah mitra internasional.
Tes keamanan untuk penerbangan luar angkasa berawak

Menurut Schlutz, tujuan peluncuran ini adalah untuk memastikan keamanan Orion dan Sistem Peluncuran Luar Angkasa untuk misi berawak di masa depan.

"Artemis adalah program yang dimaksudkan untuk membawa manusia kembali ke Bulan. Artemis I adalah misi pertama yang akan menguji sistem transportasi untuk membawa kita ke sana," kata Schlutz.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com