Penulis: Fred Schwaller/DW Indonesia
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - 2030 akan menjadi titik satu dekade penyelesaian jangka panjang proyek Bulan dan Mars. Tapi semua itu baru akan dimulai sekarang, dengan peluncuran Artemis I yang direncanakan mengudara pada 29 Agustus.
Artemis I adalah misi uji coba tanpa awak, dan ini adalah langkah pertama untuk mengembalikan manusia ke Bulan sejak misi terakhir Apollo 17 pada tahun 1972 silam.
Pembuatan stasiun di Bulan dirasa penting untuk nantinya dapat mengeksplorasi Mars, karena astronot ingin menggunakan permukaan Bulan sebagai semacam pit stop untuk peluncuran kunjungan jangka panjang ke planet merah tersebut.
Baca juga: NASA Siap Luncurkan Artemis, Misi Roket Kru Penjelajahan Bulan Pertama Sejak 1972
Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), yang menjadi mitra NASA dalam proyek ini, program Artemis akan menyoroti apa yang telah berubah dalam eksplorasi ruang angkasa selama setengah abad terakhir.
Perubahan yang terjadi salah satunya, visi dan teknologi yang digunakan lebih maju. Program Artemis merencanakan pendaratan manusia di Bulan pada tahun 2025 dan membangun permukiman yang lebih permanen melalui perjalanan di tahun-tahun berikutnya.
"Pada awalnya, orang hanya akan pergi ke Bulan selama seminggu, tetapi misi Artemis di masa depan akan membuat manusia tinggal di sana selama satu atau dua bulan. Karena itu, pemukiman permanen akan dibangun,” ungkap Insinyur Ruang Angkasa ESA Juergen Schlutz, kepada DW.
Artemis juga akan menandai pertama kalinya perempuan dan orang kulit berwarna akan berjalan di Bulan.
Peluncuran ini adalah yang pertama dari enam misi Bulan Artemis yang direncanakan hingga 2028 mendatang. Tidak akan ada manusia di pesawat ruang angkasa Orion untuk Artemis I. Misi ini pada dasarnya adalah tes keselamatan. Tapi misi selanjutnya di masa depan akan mulai mengangkut manusia.
"Kami ingin memperluas jangkauan manusia ke luar angkasa. Bulan adalah tetangga terdekat. Bulan memiliki sumber daya dan kualitas untuk penelitian, tetapi bagi kami program Artemis berfokus untuk mendapatkan pijakan pertama kami di luar angkasa," kata Schlutz.
NASA menamai program itu dengan sebutan saudara kembar Apollo, Artemis, yakni sang Dewi Bulan dalam mitologi Yunani.
Baca juga: NASA Bentuk Tim Artemis, Akankah Cetak Sejarah Wanita Pertama di Bulan?
Misi pertama akan lepas landas dari Pusat Ruang Angkasa Kennedy pada 29 Agustus pukul 07.30 di Florida (18.30 WIB), meluncurkan pesawat ruang angkasa Orion menuju Bulan selama 26 sampai 42 hari. Setidaknya enam dari hari-hari itu akan dihabiskan di orbit Bulan yang jauh sebelum jatuh ke Samudra Pasifik.
Menurut Schlutz, tujuan peluncuran ini adalah untuk memastikan keamanan Orion dan Sistem Peluncuran Luar Angkasa untuk misi berawak di masa depan.
"Artemis adalah program yang dimaksudkan untuk membawa manusia kembali ke Bulan. Artemis I adalah misi pertama yang akan menguji sistem transportasi untuk membawa kita ke sana," kata Schlutz.