WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Kamis (1/9/2022) meminta China bertanggung jawab, setelah PBB merilis laporan tentang pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur.
Blinken juga menegaskan kembali pandangan AS bahwa China melakukan genosida terhadap kelompok etnis di Xinjiang tersebut.
Ia berujar, Amerika Serikat menyambut baik laporan penting, yang dirilis beberapa menit sebelum kepala HAM PBB Michelle Bachelet meninggalkan jabatannya.
Baca juga: Kepala HAM PBB: China Melakukan Pelanggaran HAM Serius Terhadap Muslim Uighur di Xinjiang
Bachelet sebelumnya dikecam keras oleh AS karena kunjungannya baru-baru ini ke China.
"Laporan ini memperdalam dan menegaskan kembali keprihatinan serius kami mengenai genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung yang dilakukan otoritas pemerintah RRC (Republik Rakyat China) terhadap Uighur," katanya dikutip dari kantor berita AFP.
"Kami akan terus meminta pertanggungjawaban RRC dan meminta RRC membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil, mempertanggungjawabkan mereka yang hilang, dan mengizinkan akses penuh dan tanpa hambatan untuk penyelidik independen ke Xinjiang, Tibet, dan di seluruh RRC," lanjutnya.
Laporan penting PBB tersebut mengungkapkan serangkaian pelanggaran hak termasuk penyiksaan dan kerja paksa terhadap orang-orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya, yang membuat marah Beijing.
Baca juga:
Laporan itu mengatakan, China mungkin melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi tidak menyebut perlakuannya terhadap Uighur sebagai "genosida".
Di sisi lain, AS sejak awal 2021 menuduh China melakukan genosida dan sejak itu juga dianut oleh badan legislatif beberapa negara Barat lainnya.
Baca juga: 9 Contoh Genosida di Dunia dan Dugaan Kasusnya
Berita video "Saling Klaim PBB-China atas Laporan Tentang Muslim Uighur" dapat disimak di bawah ini.