Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Taliban Mengakui Hak Perempuan dalam Islam, Kenapa Belum Ada Perubahan?

Kompas.com - 01/09/2022, 14:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOPAS.com - Pejabat Taliban mengatakan bahwa Islam memberikan perempuan hak atas pendidikan, pekerjaan, dan kewirausahaan, dan menegaskan kembali bahwa kelompok tersebut tengah bekerja untuk menciptakan “lingkungan aman” untuk anak perempuan dan perempuan di sekolah menengah dan tempat kerja.

“Saya harus mengatakan bahwa Islam telah memberikan perempuan hak untuk pendidikan, Islam telah memberikan perempuan hak untuk bekerja, Islam telah memberikan perempuan hak untuk berwirausaha,” kata juru bicara Taliban dari Kementerian Kebaikan dan Kebajikan, Sadeq Akif Muhajir, kepada Al Jazeera.

“Jika Islam telah mengizinkan, siapakah saya untuk melarangnya,” katanya saat wawancara.

Baca juga: Taliban Rayakan Setahun Penarikan Tentara AS, Kembang Api Hiasi Langit Afghanistan

Komentar Muhajir muncul lebih dari setahun setelah kelompok bersenjata itu mengambil alih negara dan memberlakukan beberapa pembatasan pada kebebasan perempuan, termasuk larangan pendidikan menengah untuk anak perempuan.

Langkah tersebut menuai kecaman dan sanksi internasional.

Sejak kembali berkuasa, Taliban telah antara lain, menutup sekolah menengah perempuan di seluruh negeri, memerintahkan perempuan untuk mengenakan jilbab di tempat kerja dan menutupi wajah mereka di depan umum, dan telah melarang perempuan bepergian jarak jauh tanpa kerabat laki-laki.

Pembatasan kebebasan dan gerakan mengingatkan pada saat terakhir Taliban berkuasa pada 1990-an, ketika kelompok itu menolak hak anak perempuan dan perempuan untuk pendidikan, dan melarang mereka dari kehidupan publik.

Baca juga: Taliban Dekati Rusia untuk Bisa Beli Gandum, Gas, dan Minyak

Kelompok bersenjata itu telah menjanjikan hak-hak perempuan dan kebebasan media setelah kembali berkuasa pada 15 Agustus 2021. Namun sejak itu, mereka mundur dari janjinya.

Taliban telah membela keputusannya, dengan mengatakan pembatasan seperti itu telah dilakukan untuk menjaga “kepentingan nasional” dan “kehormatan” perempuan.

Kesengsaraan ekonomi Afghanistan

Muhajir mengatakan saat ini “banyak perempuan yang bekerja di berbagai kementerian, termasuk “orang-orang dari pemerintahan sebelumnya”.

"Saya bekerja untuk menciptakan situasi di mana mereka dapat bekerja dengan cara yang melindungi kehormatan mereka," katanya. “Seharusnya tidak seperti di pemerintahan sebelumnya.”

Tetapi sebuah studi oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) tahun ini menemukan bahwa tingkat pekerjaan perempuan Afghanistan turun sekitar 16 persen dalam beberapa bulan, segera setelah pengambilalihan Taliban. Sebaliknya, pekerjaan laki-laki turun 6 persen.

Baca juga: Taliban: Pakistan Izinkan Drone AS di Wilayah Udaranya untuk Masuk Afghanistan

“Dalam skenario pesimis di mana pembatasan semakin ketat dan perempuan tidak merasa mereka dapat muncul dengan aman di tempat kerja mereka, skala kehilangan pekerjaan bagi perempuan bisa mencapai 28 persen,” kata laporan itu.

Wanita Afghanistan yang bekerja sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera meski tidak ada pemecatan pegawai pemerintah wanita secara langsung, Taliban telah membatasi wanita memasuki tempat kerja dan mengurangi pembayaran gaji mereka untuk tetap di rumah.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah memperburuk kesengsaraan ekonomi Afghanistan. Negara ini telah terhuyung-huyung dari krisis kemanusiaan dengan lebih dari setengah populasi menghadapi kelaparan.

Sanksi yang dijatuhkan Barat dan pembekuan hampir 10 miliar dollar AS aset bank sentral Afghanistan oleh AS sebagian besar telah berkontribusi pada keruntuhan ekonomi.

Baca juga: Setahun Taliban Kuasai Afghanistan, Upaya Memulihkan Ekonomi Belum Berhasil

Taliban telah dikritik karena memberlakukan pembatasan pada perempuan alih-alih berfokus pada menyelamatkan Afghanistan dari kehancuran ekonomi.

Isolasi diplomatik pemerintah yang dipimpin oleh Taliban semakin memperburuk situasi, dengan negara-negara Barat menekan kelompok itu untuk mengizinkan lebih banyak kebebasan bagi perempuan sebagai syarat untuk bantuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com