PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Meski berada di balik jeruji besi, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak disebut masih memiliki popularitas tinggi yang membuatnya tetap menjadi kingmaker politik.
PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob bahkan masih perlu mempertahankan aliansinya dengan para loyalis Najib demi mempertahankan kursinya.
Hal tersebut disampaikan seorang pejabat senior partai berkuasa, UMNO, kepada Bloomberg dengan syarat anonim, sebagaimana dilansir Malay Mail, Jumat (26/8/2022).
Baca juga: Anwar Ibrahim Sebut Najib Razak Jalani Gaya Hidup Hotel Bintang 7
Hal senada disampaikan akademisi dari University of Nottingham Asia Research Institute Malaysia, Bridget Welsh.
“Kami telah belajar dalam kehidupan politik Malaysia bahwa tidak ada yang selesai. Dia akan terus menonjol dan dia masih memiliki pendukung,” kata Welsh.
Bloomberg mewartakan, stabilitas dan status Malaysia sebagai ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara akan bergantung pada bagaimana perebutan kekuasaan politik berlangsung sebelum pemilihan umum ke-15.
“Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana (UMNO) memperlakukan episode Najib dan apakah itu terus terputus dari aspirasi orang Malaysia,” kata Direktur Program Merdeka Center for Opinion Research Ibrahim Suffian kepada Bloomberg.
Baca juga: Curhat Najib Razak Sebelum Dipenjara Korupsi 1MDB: Saya Dikhianati
“Mereka perlu menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak membiarkan agenda partai dihambat oleh para pemimpin kontroversial,” sambung Ibrahim.
Seorang pejabat senior UMNO lain mengatakan, memenangi pemilu nasional tidaklah mudah dan membentuk pemerintahan minoritas akan memerlukan penyelesaian dengan kelompok-kelompok oposisi.
Dia mengatakan, UMNO masih yakin dapat mencegah Najib menjadi fokus kampanye dan berencana untuk membandingkannya dengan disfungsi oposisi, termasuk runtuhnya koalisi Pakatan Harapan pada awal 2020.
“(Penahanan Najib) dapat merugikan UMNO dalam menggalang dukungan dari lapangan,” ucap profesor emeritus Universiti Sains Malaysia Johan Saravanamuttu.
Baca juga: Upaya Banding Ditolak, Eks PM Malaysia Najib Razak Dikirim ke Penjara
“Di sisi lain, itu memberi perdana menteri saat ini, Ismail Sabri, tangan yang lebih kuat,” sambung Johan Saravanamuttu.
Diberitakan sebelumnya, Najib dikirim ke penjara pada Selasa (23/8/2022) tak lama setelah pengadilan tertinggi Malaysia menolak banding dan menguatkan hukuman penjara 12 tahun untuk kasus korupsi 1MDB.
Najib masih dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan pengadilan tertinggi Malaysia itu, meskipun permohonan semacam itu jarang berhasil.
Dia juga masih bisa mencari pengampunan kerajaan. Jika berhasil, dia bisa dibebaskan tanpa menjalani masa 12 tahun penuh.
Pada Kamis (25/8/2022) mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad menuturkan, Najib kemungkinan akan menerima pengampunan kerajaan. Tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Baca juga: Eks PM Malaysia Najib Razak Mulai Upaya Terakhir Batalkan Hukuman Korupsi 1MDB
Berita video "Eks PM Malaysia Najib Razak Dipenjara 12 Tahun" dapat disimak di bawah ini