Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Dipenjara karena Kasus Korupsi, Najib Razak Tetap Jadi Kingmaker Politik Malaysia

Kompas.com - 26/08/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Meski berada di balik jeruji besi, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak disebut masih memiliki popularitas tinggi yang membuatnya tetap menjadi kingmaker politik.

PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob bahkan masih perlu mempertahankan aliansinya dengan para loyalis Najib demi mempertahankan kursinya.

Hal tersebut disampaikan seorang pejabat senior partai berkuasa, UMNO, kepada Bloomberg dengan syarat anonim, sebagaimana dilansir Malay Mail, Jumat (26/8/2022).

Baca juga: Anwar Ibrahim Sebut Najib Razak Jalani Gaya Hidup Hotel Bintang 7

Hal senada disampaikan akademisi dari University of Nottingham Asia Research Institute Malaysia, Bridget Welsh.

“Kami telah belajar dalam kehidupan politik Malaysia bahwa tidak ada yang selesai. Dia akan terus menonjol dan dia masih memiliki pendukung,” kata Welsh.

Bloomberg mewartakan, stabilitas dan status Malaysia sebagai ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara akan bergantung pada bagaimana perebutan kekuasaan politik berlangsung sebelum pemilihan umum ke-15.

“Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana (UMNO) memperlakukan episode Najib dan apakah itu terus terputus dari aspirasi orang Malaysia,” kata Direktur Program Merdeka Center for Opinion Research Ibrahim Suffian kepada Bloomberg.

Baca juga: Curhat Najib Razak Sebelum Dipenjara Korupsi 1MDB: Saya Dikhianati

“Mereka perlu menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak membiarkan agenda partai dihambat oleh para pemimpin kontroversial,” sambung Ibrahim.

Seorang pejabat senior UMNO lain mengatakan, memenangi pemilu nasional tidaklah mudah dan membentuk pemerintahan minoritas akan memerlukan penyelesaian dengan kelompok-kelompok oposisi.

Dia mengatakan, UMNO masih yakin dapat mencegah Najib menjadi fokus kampanye dan berencana untuk membandingkannya dengan disfungsi oposisi, termasuk runtuhnya koalisi Pakatan Harapan pada awal 2020.

“(Penahanan Najib) dapat merugikan UMNO dalam menggalang dukungan dari lapangan,” ucap profesor emeritus Universiti Sains Malaysia Johan Saravanamuttu.

Baca juga: Upaya Banding Ditolak, Eks PM Malaysia Najib Razak Dikirim ke Penjara

“Di sisi lain, itu memberi perdana menteri saat ini, Ismail Sabri, tangan yang lebih kuat,” sambung Johan Saravanamuttu.

Diberitakan sebelumnya, Najib dikirim ke penjara pada Selasa (23/8/2022) tak lama setelah pengadilan tertinggi Malaysia menolak banding dan menguatkan hukuman penjara 12 tahun untuk kasus korupsi 1MDB.

Najib masih dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan pengadilan tertinggi Malaysia itu, meskipun permohonan semacam itu jarang berhasil.

Dia juga masih bisa mencari pengampunan kerajaan. Jika berhasil, dia bisa dibebaskan tanpa menjalani masa 12 tahun penuh.

Pada Kamis (25/8/2022) mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad menuturkan, Najib kemungkinan akan menerima pengampunan kerajaan. Tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: Eks PM Malaysia Najib Razak Mulai Upaya Terakhir Batalkan Hukuman Korupsi 1MDB

Berita video "Eks PM Malaysia Najib Razak Dipenjara 12 Tahun" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com