Selama akhir pekan, Zelensky sudah merasakan ancaman yang membayangi ketika dia mengatakan dalam pidato hariannya bahwa “kita harus sadar bahwa minggu ini Rusia mungkin mencoba melakukan sesuatu yang sangat jahat, sesuatu yang sangat kejam.”
Meningkatnya kekhawatiran juga muncul di tengah klaim Rusia bahwa intelijen Ukraina bertanggung jawab atas bom mobil di Moskwa, yang menewaskan Darya Dugina (29 tahun), putri seorang analis politik sayap kanan terkemuka Rusia.
Ukraina membantah terlibat.
Teresa Bo dari Al Jazeera, melaporkan dari Kyiv, mengatakan bahwa kota-kota Ukraina dalam siaga tinggi menjelang hari kemerdekaan.
“Semua kota besar di Ukraina, termasuk Kyiv, dalam siaga tinggi, terutama setelah Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia mungkin mencoba melakukan serangan ganas setelah peringatan oleh badan intelijen AS bahwa Rusia mungkin merencanakan serangan terhadap gedung dan infrastruktur pemerintah. Dan juga setelah Rusia menyalahkan Ukraina di balik pembunuhan Darya Dugina,” kata Bo.
“Jadi, tentu saja, orang-orang di sini waspada. Tetapi Presiden Zelensky juga mengatakan hari ini bahwa jika Rusia melakukan serangan, Ukraina akan siap untuk merespons,” katanya.
Tumbuhnya rasa khawatir juga telah diperparah dalam beberapa hari terakhir ketika pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa, PLTN Zaporizhzhia di tenggara Ukraina, terus mengalami penembakan dan pertempuran, yang menyebabkan kekhawatiran akan bencana nuklir.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia juga mengatakan pada Senin (23/8/2022) bahwa 5.587 warga sipil telah tewas dan 7.890 terluka antara 24 Februari dan 21 Agustus, terutama dari serangan artileri, roket dan rudal.
UNICEF, badan anak-anak PBB, mengatakan sedikitnya 972 anak tewas atau terluka selama enam bulan invasi Rusia ke Ukraina.
“Penggunaan senjata peledak telah menyebabkan sebagian besar korban anak-anak. Senjata-senjata ini tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, terutama bila digunakan di daerah berpenduduk,” kata UNICEF dalam pernyataannya.
Secara terpisah, kepala angkatan bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi memberikan apa yang tampaknya menjadi laporan korban tewas militer Ukraina pertama untuk publik, mengatakan hampir 9.000 tentara tewas dalam tugas.
Rusia belum mengatakan berapa banyak tentaranya yang tewas. Staf Umum Ukraina memperkirakan jumlah korban tewas militer Rusia mencapai 45.400.
Verifikasi independen atas kerugian militer di kedua belah pihak tidak mungkin dilakukan menurut laporan Al Jazeera.
Baca juga: Ukraina Berterima Kasih ke Turis Rusia karena Bocorkan Posisi Militer Putin Melalui Foto Liburannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.