Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Janji di Hari Kemerdekaan Ukraina: Serangan Balas Maksimal dan Ambil Kembali Crimea

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan serangan balas maksimal untuk setiap serangan di peringatan hari kemerdekaan Ukraina dari kekuasaan Soviet pada 1991, yang bertepatan dengan enam bulan invasi Rusia.

Zelensky juga mengatakan negaranya akan memulihkan kekuasaannya atas wilayah Crimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014 sebagai pendahulu invasi tahun ini.

“Saya tahu bahwa Crimea bersama Ukraina dan menunggu kami kembali. Saya ingin semua orang tahu bahwa kami akan kembali. Ketika kami kembali dan memperbaiki semua yang dilakukan penjajah di semenanjung Ukraina kami,” kata Zelensky dalam pidatonya di KTT Platform Crimea pada Rabu (23/8/2022) dilansir dari Al Jazeera.

Lebih lanjut, kata dia, seluruh dunia perlu menang dalam perang melawan agresi Rusia untuk mengatasi teror dan mengembalikan prediktabilitas dan keamanan ke wilayah kami di Eropa.

“Oleh karena itu, perlu untuk membebaskan Crimea dari pendudukan; di mana agresi dimulai, di sana ia akan berakhir.”

Sejak akhir pekan, dia sudah memperingatkan bahwa Moskwa mungkin mencoba "sesuatu yang sangat buruk" menjelang Hari Kemerdekaan pada Rabu (23/8/2022).

“Mereka akan menerima tanggapan, tanggapan yang kuat,” kata pria yang telah memimpin perlawanan negaranya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

"Saya ingin mengatakan bahwa setiap hari ... respons ini akan tumbuh, itu akan menjadi lebih kuat dan lebih kuat."

Dalam pidato video malam pada Selasa (22/8/2022), dia berkata: “Besok adalah hari penting bagi kita semua – sayangnya, juga penting bagi musuh kita. Kita harus sadar bahwa provokasi Rusia menjijikkan dan serangan brutal mungkin terjadi besok.”

Kegelisahan berkembang di antara sekutu Barat Ukraina, bahwa serangan dapat direncanakan oleh Moskwa terhadap target pemerintah dan sipil selama hari libur nasional.

Amerika Serikat (AS) memperkuat kekhawatiran itu ketika kedutaan besarnya di Kyiv mengeluarkan peringatan keamanan pada Selasa (22/8/2022).

"Departemen Luar Negeri memiliki informasi bahwa Rusia sedang meningkatkan upaya untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari mendatang," kata Kedutaan Besar AS di Kyiv dalam sebuah pernyataan.

Warga AS harus meninggalkan Ukraina "sekarang", dengan opsi transportasi darat yang tersedia secara pribadi jika aman untuk melakukannya dan jika memungkinkan, kata kedutaan.

Spekulasi bahwa Rusia merencanakan serangan bertepatan dengan hari libur, menyusul larangan perayaan Hari Kemerdekaan di Ibu Kota Kyiv, yang dikeluarkan oleh pemerintah Ukraina.

Kyiv kini jauh dari garis depan pertempuran dan jarang terkena rudal Rusia sejak menangkis serangan darat Rusia pada Maret.

“Sesuatu yang sangat kejam”

Selama akhir pekan, Zelensky sudah merasakan ancaman yang membayangi ketika dia mengatakan dalam pidato hariannya bahwa “kita harus sadar bahwa minggu ini Rusia mungkin mencoba melakukan sesuatu yang sangat jahat, sesuatu yang sangat kejam.”

Meningkatnya kekhawatiran juga muncul di tengah klaim Rusia bahwa intelijen Ukraina bertanggung jawab atas bom mobil di Moskwa, yang menewaskan Darya Dugina (29 tahun), putri seorang analis politik sayap kanan terkemuka Rusia.

Ukraina membantah terlibat.

Teresa Bo dari Al Jazeera, melaporkan dari Kyiv, mengatakan bahwa kota-kota Ukraina dalam siaga tinggi menjelang hari kemerdekaan.

“Semua kota besar di Ukraina, termasuk Kyiv, dalam siaga tinggi, terutama setelah Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia mungkin mencoba melakukan serangan ganas setelah peringatan oleh badan intelijen AS bahwa Rusia mungkin merencanakan serangan terhadap gedung dan infrastruktur pemerintah. Dan juga setelah Rusia menyalahkan Ukraina di balik pembunuhan Darya Dugina,” kata Bo.

“Jadi, tentu saja, orang-orang di sini waspada. Tetapi Presiden Zelensky juga mengatakan hari ini bahwa jika Rusia melakukan serangan, Ukraina akan siap untuk merespons,” katanya.

Korban anak-anak

Tumbuhnya rasa khawatir juga telah diperparah dalam beberapa hari terakhir ketika pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa, PLTN Zaporizhzhia di tenggara Ukraina, terus mengalami penembakan dan pertempuran, yang menyebabkan kekhawatiran akan bencana nuklir.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia juga mengatakan pada Senin (23/8/2022) bahwa 5.587 warga sipil telah tewas dan 7.890 terluka antara 24 Februari dan 21 Agustus, terutama dari serangan artileri, roket dan rudal.

UNICEF, badan anak-anak PBB, mengatakan sedikitnya 972 anak tewas atau terluka selama enam bulan invasi Rusia ke Ukraina.

“Penggunaan senjata peledak telah menyebabkan sebagian besar korban anak-anak. Senjata-senjata ini tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, terutama bila digunakan di daerah berpenduduk,” kata UNICEF dalam pernyataannya.

Secara terpisah, kepala angkatan bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi memberikan apa yang tampaknya menjadi laporan korban tewas militer Ukraina pertama untuk publik, mengatakan hampir 9.000 tentara tewas dalam tugas.

Rusia belum mengatakan berapa banyak tentaranya yang tewas. Staf Umum Ukraina memperkirakan jumlah korban tewas militer Rusia mencapai 45.400.

Verifikasi independen atas kerugian militer di kedua belah pihak tidak mungkin dilakukan menurut laporan Al Jazeera.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/24/160200170/janji-di-hari-kemerdekaan-ukraina--serangan-balas-maksimal-dan-ambil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke