Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NRA Disebut Jadi Pelaku Bom Mobil yang Tewaskan Putri "Otak Putin", Siapa Mereka?

Kompas.com - 22/08/2022, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Tentara Republik Nasional (NRA) disebut sebagai pelaku peledakan bom mobil yang menewaskan putri Alexander Dugin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Korban itu bernama Darya Dugina.

Darya Dugina meninggal setelah mobil yang dikendarainya meledak di jalan raya dekat Moskwa saat dia menuju rumahnya pada Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Bom Mobil di Moskwa Tewaskan Darya Dugina Putri Sekutu Dekat Putin, Siapa Dia?

Diyakini bahwa ayahnya, filsuf Rusia Alexander Dugin, yang juga dikenal sebagai “otak Putin” kemungkinan target utama serangan tersebut.

Dilansir dari The Guardian, Ilya Ponomarev menuduh ledakan bom mobil yang menewaskan Darya Dugina adalah ulah dari Tentara Republik Nasional (NRA).

Dia menjelaskan NRA sebagai kelompok bawah tanah yang bekerja di dalam Rusia dan didedikasikan untuk menggulingkan rezim Putin.

Ilya Ponomarev sendiri adalah seorang mantan anggota Duma (Majelis Rendah) Rusia yang diusir karena bersikap anti-Kremlin.

Namun, keaslian klaim Ponomarev belum dapat diverifikasi.

Sementara, Rusia sempat menyalahkan Ukraina atas serangan bom di mobil Dugin, tapi lantas dibantah keras oleh Kyiv.

“Tindakan ini, seperti banyak tindakan partisan lainnya yang dilakukan di wilayah Rusia dalam beberapa bulan terakhir, dilakukan oleh NRA,” ungkap Ponomarev di Kyiv, tempat dia bermarkas.

Baca juga: Insiden Bom Mobil di Moskwa Diklaim Terkait dengan Upaya Penggulingan Rezim Putin

Ponomarev berbicara dalam siaran pukul 7 malam dalam February Morning, saluran TV oposisi berbahasa Rusia yang dia luncurkan di Kyiv pada awal tahun ini.

“Sebuah peristiwa penting terjadi di dekat Moskwa pada Sabtu malam. Serangan ini membuka halaman baru dalam perlawanan Rusia terhadap Putinisme. Baru, tapi bukan yang terakhir," beber dia.

Ponomarev mengatakan partisan di dalam Rusia siap untuk melakukan serangan serupa lebih lanjut terhadap target profil tinggi yang terhubung dengan Kremlin, termasuk pejabat, oligarki, dan anggota badan keamanan Rusia.

Mantan deputi itu membacakan apa yang dianggap sebagai manifesto NRA.

“Kami menyatakan Presiden Putin sebagai perampas kekuasaan dan penjahat perang yang mengamandemen Konstitusi, melancarkan perang saudara antara orang-orang Slavia dan mengirim tentara Rusia ke kematian yang pasti dan tidak masuk akal," ungkap dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com