Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasha Jadi Buronan Paling Dicari di India, Diduga Terlibat Pembunuhan 30 Tahun Lalu...

Kompas.com - 07/08/2022, 22:23 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com - Om Prakash atau dikenal sebagai Pasha adalah "buronan paling dicari" polisi di Negara Bagian Haryana, India utara karena terkait dengan kasus dugaan perampokan dan pembunuhan.

Selama 30 tahun, mantan tentara India itu ternyata bersembunyi di depan mata publik di negara bagian tetangga, Uttar Pradesh.

Di sana, dia menjalani kehidupannya dengan dokumen resmi, menikahi seorang perempuan dan memiliki tiga anak.

Baca juga: Ingin Bunuh Laba-laba Pakai Korek Api, Pria Ini Malah Sebabkan Kebakaran Hutan

Keberuntungannya berakhir pada awal pekan lalu, ketika polisi akhirnya menangkap pria berusia 65 tahun itu di rumahnya di wilayah kumuh di Kota Ghaziabad.

Sampai saat penangkapan, polisi menyatakan bahwa Pasha pernah bermain di 28 film lokal berbiaya rendah.

Om Prakash atau dikenal juga sebagai Pasha pernah bermain di 28 film, bahkan berperan sebagai polisi di salah satu film.BBC News Indonesia Om Prakash atau dikenal juga sebagai Pasha pernah bermain di 28 film, bahkan berperan sebagai polisi di salah satu film.

Dia juga berkeliling desa-desa sekitar mengendarai truk untuk menyanyikan lagu-lagu kebaktian pada acara-acara keagamaan.

Pasha kini telah ditahan dan belum menanggapi tuduhan yang ia hadapi.

Namun, menurut Sub-Inspektur Vivek Kumar dari Satuan Tugas Khusus (STF) Kepolisian Haryana, Om Prakash menyalahkan seseorang yang diduga sebagai kaki tangannya atas kasus pembunuhan yang terjadi pada 1992.

Dua hari setelah penangkapan Om Prakash, BBC mencari keluarganya untuk mendengar cerita versi mereka.

Butuh waktu tiga jam bagi BBC untuk melacak rumah keluarga Om Prakash di gang-gang sempit di perkampungan kumuh Harbans Nagar.

Baca juga: Punya Gaji Rp 22,9 Juta, Gadis Ini Pilih Batasi Pengeluaran Makan Rp 97.000 Per Bulan, Ini Hasilnya

BBC akhirnya menemui Rajkumari, istrinya selama 25 tahun, beserta dua dari tiga orang anaknya.

Kedua anaknya yang ditemui adalah seorang putra berusia 21 tahun dan putri berusia 14 tahun.

Dari bawah kasur di kamar tidurnya, Rajkumari mengeluarkan sebuah koran berbahasa Hindi yang memberitakan tuduhan terhadap suaminya.

Mereka mengatakan masih syok dengan kejadian itu.

Mereka mengaku tidak mengetahui "dugaan kriminal masa lalu" dan masih mencoba mencerna informasi itu. Mereka tidak memiliki informasi apa pun terkait itu.

Keluarganya justru menuduh Om Prakash telah berkhianat.

"Saya menikahinya pada tahun 1997 tanpa tahu bahwa dia sudah menikah dan berkeluarga di Haryana," tuduh Rajkumari.

Siapa Pasha dan tuduhan apa yang dihadapinya?

Seorang penduduk Desa Naraina di Distrik Panipat Haryana bernama Kumar mengatakan bahwa Om Prakash bekerja sebagai sopir truk selama 12 tahun di Korps Sinyal tentara India, sebelum dipecat pada 1988 setelah mangkir bertugas selama empat tahun.

Menurut Kumar, Om Prakash memiliki sejumlah catatan kriminal bahkan sebelum dia dituduh terkait kasus pembunuhan.

Baca juga: Pria Ini Menyamar sebagai Anak yang Hilang dari Tuan Tanah Kaya, Kuasai Harta Selama 41 Tahun

Dia pernah diduga mencuri mobil pada 1986. Berselang empat tahun kemudian, dia dituduh mencuri sepeda motor, mesin jahit, dan skuter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com