Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembak Shinzo Abe Dendam karena Ibunya Bangkrut, Ini yang Dikatakan

Kompas.com - 10/07/2022, 12:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Pria yang menembak mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe percaya mantan pemimpin Jepang itu terkait dengan kelompok agama yang dia tuduh sebagai penyebab kebangkrutan ibunya.

Polisi Jepang menyebut pada Sabtu (9/7/2022), dia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan terhadap Abe dengan menggunakan senjata rakitan.

Tetsuya Yamagami telah diidentifikasi sebagai tersangka penembak Shinzo Abe pada Jumat (8/7/2022) setelah seorang pria terlihat dalam video yang berulang kali ditampilkan di televisi Jepang dengan tenang mendekati perdana menteri terlama di negara itu dari belakang dan menembaknya.

Baca juga: Penembakan Shinzo Abe: Polisi Jepang Mengaku Ada Masalah dalam Pengamanan Mantan Perdana Menteri

Bertubuh kurus dan berkacamata dengan rambut kusut, tersangka terlihat melangkah ke jalan di belakang Abe, yang berdiri di atas anak tangga di persimpangan, sebelum melepaskan dua tembakan dari senjata sepanjang 40 cm yang dibungkus dengan selotip hitam.

Pria yang dilaporkan sebagai seorang pengangguran berusia 41 tahun itu ditangkap oleh polisi di tempat kejadian.

Dikutip dari Reuters, tetangga pelaku mengatakan, Tetsuya Yamagami adalah seorang penyendiri yang tidak menjawab ketika diajak bicara.

Dia yakin Abe telah mempromosikan sebuah organisasi keagamaan yang membuat ibunya bangkrut karena telah memberi donasi, kata kantor berita Kyodo dengan mengutip sumber-sumber.

"Ibu saya terlibat dalam kelompok keagamaan dan saya membencinya," lapor Kyodo dan media domestik Jepang lainnya mengutip keterangan polisi tentang apa yang dikatakan oleh Tetsuya Yamagami.

Baca juga: Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Beberapa media Jepang melaporkan, Tetsuya Yamagami merakit senjata dari suku cadang yang dibeli secara online, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan, bahkan menghadiri acara kampanye Abe lainnya, termasuk satu hari sebelumnya yang berjarak sekitar 200 km.

Dia telah mempertimbangkan untuk melakukan serangan dengan bom sebelum akhirnya memilih dengan menggunakan senjata, menurut penyiar publik NHK.

NHK melaporkan, Tersangka berkata kepada polisi bahwa dia membuat senjata dengan membungkus pipa baja dengan perekat, beberapa di antaranya dengan tiga, lima, atau enam pipa, dengan suku cadang yang dia beli secara online.

Polisi menemukan lubang peluru di tanda yang dipasang di mobil kampanye di dekat lokasi penembakan dan diyakini berasal dari Yamagami, kata polisi pada Sabtu (9/7/2022).

Video menunjukkan Tetsuya Yamagami menembak sebanyak dua kali ke arah Shinzo Abe.

Tembakan pertama tak mengenai mantan PM Jepang tersebut. Baru pada tembakan kedua, Abe terkena peluru dan tersungkur.

Baca juga: 4 Fakta Tetsuya Yamagami, Terungkap Rencana Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Shinzo Abe dilaporkan berbalik ke arah penyerang setelah tembakan pertama sebelum akhirnya roboh setelah tembakan yang kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com