Tahun ini, Sri Lanka diminta membayar 7 miliar dollar AS (Rp 104,73 triliun) dan jumlah yang sama untuk tahun-tahun mendatang.
Pemerintah kini sedang mencari pinjaman darurat sebesar 3 miliar dollar AS (Rp 44,89 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membayar utang.
IMF mengatakan, pemerintah harus menaikkan suku bunga dan pajak sebagai syarat pinjaman apapun. Adapun Bank Dunia setuju untuk meminjamkan Sri Lanka 600 juta dollar AS (Rp 8,98 triliun).
India turut berjanji meminjamkan 1,9 miliar dollar AS (Rp 28,44 triliun) dan mungkin meminjamkan lagi 1,5 miliar dollar AS (Rp 22,45 triliun) untuk impor.
Kelompok negara-negara industri terkemuka G7 yang terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS juga akan memberikan bantuan kepada Sri Lanka untuk keringanan utang.
Di tengah Sri Lanka krisis BBM, negara itu berutang 6,5 miliar dollar AS (Rp 97,27 triliun) ke China dan keduanya sedang dalam pembicaraan tentang bagaimana merestrukturisasi utang.
Baca juga: 5 Negara yang Bangkrut Sebelum Sri Lanka, Bagaimana Cara Mereka Bertahan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.