Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Ancam Tarik Dukungan Keanggotaan NATO untuk Swedia dan Finlandia, jika Tuntutannya Tak Dipenuhi

Kompas.com - 01/07/2022, 14:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MADRID, KOMPAS.com - Pemimpin Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengancam masih dapat memblokir proses keanggotaan NATO bagi Swedia dan Finlandia, jika kedua “Negara Nordik” itu melanggar kesepakatan yang membuat Ankara mencabut hak vetonya.

Erdogan mengatakan Swedia dan Finlandia harus menyelesaikan perubahan legislatif mengenai "teroris" sesegera mungkin, atau perbuhan kebijakan Ankara di NATO tidak akan diajukan ke parlemen.

Baca juga: Sempat Tentang Finlandia dan Swedia Masuk NATO, Kenapa Turkiye Berubah Pikiran?

Sebagai bagian dari perjanjian, Swedia menurutnya berjanji mengekstradisi 73 orang, yang digambarkannya sebagai "teroris", ke Turkiye.

Adapun nota kesepahaman tidak memiliki janji eksplisit untuk ekstradisi tertentu.

“Kuncinya adalah agar janji menjadi kenyataan,” kata Erdogan dalam konferensi pers di Madrid pada akhir KTT NATO pada Kamis (30/6/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Dia memastikan bahwa Turkiye akan memantau penegakan unsur-unsur dalam memorandum, dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dalam periode mendatang.

"Pertama Swedia dan Finlandia harus melaksanakan tugas mereka dan itu ada dalam teks ... Tetapi jika tidak, tentu saja tidak mungkin ratifikasi dikirim ke parlemen kami," tambahnya.

Erdogan menggambarkan kesepakatan NATO dengan kedua negara Nordik sebagai "kemenangan diplomatik", dan menekankan bahwa Swedia dan Finlandia sekarang harus memenuhi janji mereka, termasuk janji mereka untuk memerangi "terorisme".

“Kami mengharapkan solidaritas sejati dari sekutu kami, tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga dalam tindakan,” Erdogan menekankan.

Baca juga: NATO Resmi Undang Finlandia dan Swedia Jadi Anggota

Dukungan Erdogan muncul dari pertemuan dengan para pemimpin Nordik pada Selasa (28/6/2022) setelah mendapatkan kesepakatan 10 poin, di mana kedua negara berjanji untuk bergabung dengan perjuangan Turkiye melawan kelompok-kelompok bersenjata terlarang.

Menurut memorandum yang ditandatangani, Finlandia dan Swedia berjanji untuk tidak mendukung kelompok bersenjata Kurdi, PKK dan YPG, atau jaringan cendekiawan Fethullah Gulen yang berbasis di AS.

Kelompok itu menurut Ankara melakukan telah berupaya melakukan kudeta pada 2016, dan dicap sebagai organisasi "teroris" dengan singkatan FETO.

“Implementasi kesepakatan 10 poin akan memutuskan apakah Turki akan meneruskan aplikasi NATO mereka ke parlemen Turkiye untuk diratifikasi,” kata Erdogan.

Negara-negara yang ingin bergabung dengan aliansi NATO harus memiliki aplikasi keanggotaan yang disetujui oleh semua negara anggota, dan diratifikasi oleh parlemen masing-masing negara.

Baca juga: Putin Persilakan Swedia dan Finlandia Gabung NATO, tapi...

'Tidak ada pecundang dalam perdamaian yang adil'

Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Swedia dan Finlandia meninggalkan dekade non-blok militer dan secara resmi diundang ke dalam aliansi NATO pada pertemuan puncak pada Rabu (29/6/2022) di Madrid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com