Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Korea Utara Salahkan “Benda Asing dari Selatan” sebagai Penyebab Wabah Covid-19

Kompas.com - 01/07/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara mengklaim wabah Covid-19 pertama di negara itu dimulai dengan pasien yang menyentuh "benda asing" di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, tempaknya mengalihkan kesalahan kepada tetangganya atas gelombang infeksi terbesarnya.

Korea Utara memerintahkan orang-orang untuk "waspada saat menangani benda-benda asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya serta balon di daerah-daerah sepanjang garis demarkasi dan perbatasan," kata kantor berita resmi KCNA melaporkan hasil investigasi pada Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Korea Utara Klaim Menang Melawan Covid-19? Para Ahli Meragukannya

Badan tersebut tidak secara langsung menyebut Korea Selatan, tetapi para pembelot dan aktivis Korea Utara selama beberapa dekade menerbangkan balon dari Korea Selatan melintasi perbatasan yang dijaga ketat.

Balon-balon itu membawa selebaran dan bantuan kemanusiaan untuk warga di Korea Utara.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan "tidak ada kemungkinan" virus memasuki Korea Utara melalui selebaran yang dikirim melintasi perbatasan.

Menurut KCNA, seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak TK berusia lima tahun menunjukkan gejala setelah berkontak dengan “benda asing” di bukit sekitar barak dan perumahan sekitar wilayah timur Kumgang pada awal April.

Mereka setelah itu dinyatakan positif mengidap virus corona.

Baca juga: Epidemi Usus Kian Ganas, Korea Utara Kerahkan Tim Medis Nasional

KCNA mengatakan semua kasus demam lain yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April disebabkan oleh penyakit lain, tetapi tidak memberikan rincian.

"Sulit untuk mempercayai klaim Korea Utara, secara ilmiah, mengingat kemungkinan virus menyebar melalui objek cukup rendah," kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, sebagaimana dilansir Reuters.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan risiko orang terinfeksi Covid melalui kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi umumnya dianggap rendah, meskipun mungkin.

Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan laporan berita tentang wabah COVID-19 di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Mei 2022. AP PHOTO/AHN YOUNG JOON Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan laporan berita tentang wabah COVID-19 di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Mei 2022.

Adapun terkait klaim Korea Utara soal dua pasien pertama yang menyentuh benda asing di kota timur pada awal April, dipertanyakan.

Pasalnya, diketahui bahwa kelompok pembelot baru mengirimkan balon melintasi perbatasan untuk pertama kalinya tahun ini pada akhir April dari wilayah Gimpo barat.

Baca juga: AS Akan Terus Tekan Korut soal Nuklir, Korsel Desak China Bujuk Korea Utara

Pengakuan pertama wabah Covid-19 di Korea Utara terjadi beberapa bulan setelah negara itu melonggarkan penguncian perbatasan yang diberlakukan sejak awal 2020, untuk melanjutkan operasi kereta barang dengan China.

Tetapi akan sulit bagi Pyongyang untuk menuding China, kata Lim Eul-chul, seorang profesor di Institut Studi Timur Jauh di Universitas Kyungnam.

"Jika mereka menyimpulkan virus itu dari China, mereka harus memperketat tindakan karantina di daerah perbatasan sebagai kemunduran lebih lanjut bagi perdagangan Korea Utara-China," kata Lim.

Korea Utara mengklaim gelombang Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda mereda, meskipun para ahli menduga adanya pengurangan dalam angka-angka yang dirilis melalui media yang dikendalikan pemerintah.

Korea Utara melaporkan tambahan 4.570 orang dengan gejala demam pada Jumat (1/7/2022), dengan jumlah total pasien demam yang tercatat sejak akhir April mencapai 4,74 juta kasus.

Pyongyang mengumumkan jumlah pasien demam setiap hari tanpa merinci apakah mereka telah tertular Covid, tampaknya karena kurangnya alat tes Covid-19.

Baca juga: AS Akan Terus Tekan Korut soal Nuklir, Korsel Desak China Bujuk Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com