Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legalkah Warga Asing Ikut Berperang Membela Ukraina?

Kompas.com - 24/06/2022, 22:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Kremlin mengumumkan minggu ini bahwa Konvensi Jenewa dibuat untuk melindungi tentara yang ditahan selama masa perang, dan ini tidak berlaku untuk dua sukarelawan Amerika yang ditangkap pasukan Rusia.

Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan bahwa kedua tahanan itu “terlibat dalam kegiatan ilegal di wilayah Ukraina”.

“Mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan,” katanya. “Kejahatan itu harus diselidiki. Satu-satunya hal yang jelas adalah bahwa mereka telah melakukan kejahatan. Mereka bukan tentara Ukraina. Mereka tidak tunduk pada Konvensi Jenewa.”

Baca juga: Senyum Zelensky Saat Ukraina Jadi Kandidat Negara Anggota Uni Eropa

Yahoo News pun berbicara dengan Matthew Schmidt, koordinator program untuk urusan internasional dan profesor keamanan nasional di Universitas New Haven di Connecticut.

Dia menjelaskan perlakuan terhadap tahanan di Rusia dan apakah sah bagi orang Amerika untuk berperang di Ukraina.

Schmidt menegaskan bahwa warga AS berhak memperjuangkan Ukraina.

"Robert Kennedy, jaksa agung dan saudara laki-laki John F Kennedy, menyatakan selama krisis rudal Kuba, bahwa sah bagi warga Amerika, warga Amerika Kuba, untuk kembali ke Kuba dan berperang. Jadi itulah standar yang kami gunakan saat ini," ujarnya.

Baca juga: Rusia Dituduh Curi Gandum Ukraina, Turki Langsung Gelar Investigasi

"Eropa juga memiliki undang-undang dari abad ke-19 yang berfokus pada perang kolonial dan yang berkaitan dengan mencegah warganya berperang. Pada dasarnya, semua negara Eropa setuju mengizinkan warganya berpartisipasi dalam perang di Ukraina secara sukarela dan tidak menuntut mereka dengan undang-undang lama itu," tambahnya.

Cara Rusia memperlakukan tawanan perang dan tahanan juga disebut tidak mengikuti standar hak asasi manusia internasional.

"Jadi mereka memperlakukan tahanan dengan cara yang hukum internasional anggap sebagai penyiksaan, seperti kurang tidur dan cara interogasi lain yang dianggap ilegal menurut hukum internasional," ungkapnya.

Baca juga: Kapan Jokowi ke Rusia dan Ukraina? Ini Agendanya

Di bawah hukum internasional, menurut Schmidt ada standar yang harus dipenuhi untuk dianggap sebagai tentara bayaran dalam kasus ini.

"Akan sangat sulit di bawah standar Barat untuk menyatakan bahwa orang Amerika yang ditangkap adalah tentara bayaran karena tampaknya motivasi utama mereka bukan untuk bayaran," ujarnya.

"Gajinya jauh di bawah standar hidup mereka di Amerika Serikat. Jadi mereka tidak benar-benar menghasilkan keuntungan materi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com