Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Akan Bertolak ke Ukraina dan Rusia Bulan Ini, Temui Zelensky dan Putin

Kompas.com - 22/06/2022, 14:13 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia (RI) dan Ketua G20 Joko Widodo akan bertolak ke Ukraina dan Rusia pada bulan Juni ini untuk membahas dampak ekonomi dan kemanusiaan dari invasi Moskwa.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi pada Rabu (22/6/2022).

Retno Marsudi mengatakan, Presiden Jokowi akan mengunjungi Kyiv dan Moskwa setelah mewakili Indonesia sebagai negara tamu pada KTT G7 di Jerman pada 26 dan 27 Juni.

Baca juga: Media Rusia soal Rencana Pertemuan Jokowi-Putin: Kunjungan Sangat Penting

Ini berarti Jokowi kemungkinan akan menjadi pemimpin Asia pertama yang melakukan perjalanan ke kedua negara sejak pertempuran antara Rusia dan Ukraina dimulai.

"Dalam kunjungan ke Kyiv dan Moskwa, Presiden akan bertemu dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky dan Presiden (Vladimir) Putin," kata Retno Marsudi dalam Press Briefing secara online, Rabu.

Menlu RI tidak memberikan tanggal untuk pertemuan Presiden Jokowi.

Namun, sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Mahfud MD, pada Senin (20/6/2022), mengatakan bahwa Presiden Indonesia akan bertemu dengan Putin pada 30 Juni.

Sebuah laporan oleh kantor berita negara Rusia TASS pertengahan bulan ini, mengumumkan tanggal yang sama untuk kunjungan Jokowi di Rusia, mengutip sumber dari Pemerintah Rusia atau Kremlin.

Baca juga: Penduduk Lituania Ketar-ketir Setelah Rusia Mengancam

Yang akan dilakukan Presiden Jokowi

Menlu RI mengatakan Jokowi akan berusaha untuk mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh perang di Ukraina, yang mencekik pasar global dan menyebabkan kekurangan minyak goreng di dalam negeri serta melonjaknya harga untuk penduduk Indonesia.

"Kunjungan Presiden menyoroti kepedulian (Indonesia) terhadap masalah kemanusiaan, mencoba berkontribusi untuk menyelesaikan krisis pangan akibat perang, serta dampaknya," ungkap dai.

Dampak lanjutan bagi Indonesia, sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia adalah mendorong pemerintah untuk memberlakukan larangan ekspor komoditas yang sekarang telah dicabut pada April.

Dilansir dari AFP, Indonesia, seperti kebanyakan negara berkembang utama, telah mencoba untuk mempertahankan posisi netral dalam perang dan telah menyerukan resolusi damai untuk konflik selama berbulan-bulan.

Agenda KTT G20 yang akan diadakan di pulau Bali Indonesia pada November telah diselimuti kontroversi berkat keputusan Indonesia tetap mengundang Rusia, meskipun ada dugaan kejahatan perang di Ukraina.

Baca juga: Rusia Tidak Masalah jika Dicoret dari KTT G20 Indonesia, tapi Peringatkan Hal Ini

Indonesia yang memegang jabatan presiden bergilir G20 tahun ini telah mendapat tekanan dari beberapa negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), untuk mengecualikan Rusia dari pertemuan tersebut.

Presiden Jokowi sempat menolak mengirim senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan Zelensky, alih-alih menawarkan bantuan kemanusiaan.

Indonesia juga telah mengundang Ukraina sebagai anggota tamu KTT G20.

Zelensky mengatakan dia akan hadir setidaknya dalam kapasitas virtual, tergantung pada status perang.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com