AARAU, KOMPAS.com – Perayaan Hari Raya Kuningan di Desa Hilfikon, Kota Aarau, Swiss, pada tahun ini tampak berbeda dari tahun lalu.
Kasus Covid-19 yang mulai mereda membuat perayaan Hari Raya Kuningan 2022 di desa tersebut terlihat lebih meriah.
"Corona mereda itu sebuah berkah. Tahun lalu perayaan tidak semeriah ini. Ada banyak batasan, sekarang kami bebas berkumpul semenjak corona meredah," kata Panitia Penyelenggara Hari Raya Kuningan di Desa Hifikon, Nyoman Sudiatmika kepada Kompas.com Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: FOTO Schoenausteg, Lokasi Eril Anak Ridwan Kamil Mulai Masuk ke Air di Sungai Aare Swiss
Dia menjelaskan, jika pada tahun lalu hanya 50 orang yang datang dalam perayaan Hari Raya Kuningan, pada tahun ini mencapai 150 orang lebih.
"Untuk ukuran Swiss, sekaligus komunitas Hindhu Darma di sini, jumlah itu terbilang cukup banyak," ungkap Nyoman Sudiatmika.
Kadek Puspa adalah salah satu warga Indonesia yang turut hadir dalam perayaan Hari Raya Kuningan di Hilfikon pada tahun ini.
Seperti ingin melampiaskan kekangenannya berkumpul bersama dengan sesama sameton atau warga Bali di Swiss, Kadek Puspa tampak sengaja mengenakan kebaya sejak dari rumah di Goms, Wallis, Swiss Barat,
"Di dalam kereta api, saya menjadi tatapan banyak orang. Mereka yang penasaran akhirnya bertanya kepada saya. 'Ini baju apa dan untuk apa?'," kisah Kadek yang mengaku dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan tersebut.
"Ada juga (penumpang kereta) yang langsung berteriak Bali... Bali," kata dia.
Baca juga: FOTO Bendungan Engehalde, Lokasi Jenazah Eril Ditemukan Setelah Hilang di Sungai Aare Swiss
Pandemi Covid-19 sempat melumpuhkan kegiatan bersama sameton Bali di Swiss.
Jika ada odalan atau upacara agama Hindhu, mereka terpaksa hanya bisa melakukannya di rumah masing.
"Pada tahun-tahun sebelum pandemi, sameton Bali di Swiss selalu melakukannya di gedung khusus. Ya, biasanya kami selalu sewa gedung, agar bisa banyak yang datang berkumpul,“ beber Nyoman.
Perayaan Hari Raya Kuningan kali ini diketahui mendatangkan juga sameton dari tetangga Swiss.
Baca juga: Saat YouTuber Indonesia di Swiss Ramai-ramai Serbu Sungai Aare Setelah Insiden Eril...
Salah satu yang datang adalah Gede. Dia rela datang dari Annency, sebuah desa Indah di Perancis, yang tidak jauh dari Jenewa, Swiss.
"Saya selalu ke Swiss kalau ada kegiatan keagamaan. Paris terlalu jauh," kata dia.
Wayan Nartha juga datang dari Jenewa.
"Ya, sekitar 3 jam-an kami naik mobil. Tapi kami senang bisa berkumpul di sini. Bersama kawan kawan merayakan Kuningan di Swiss, simbol kemenangan kebajikan melawan kejahatan," kata Nartha.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, beberapa plat mobil asal Jerman juga terlihat dalam acara perayaan Hari Raya Kuningan di Hilfikon.
Baca juga: Anak Ridwan Kamil Hilang, Polisi Swiss Ungkap 2 Alasan Sulitnya Pencarian di Sungai Aare
Hilfikon sendiri adalah desa di Provinsi Aarau yang tidak jauh dari tepian Jerman.
Siang itu, gedung serba guna Hilfikon akhirnya berubah menjadi tempat sembahyang.
Sejak pagi, berbagai jenis banten atau sesaji mulai diatur rapi.
Bau dupa juga semerbak sepanjang ruangan.
"Ya, persiapannya sejak pagi,“ kata Ketut Schorro dari bagian Metanding, panitia yang bertugas mengurus sesaji.
Babi guling juga sejak pagi buta sudah dibakar di Kota Bern.
"Ke sini sudah matang," kata Nyoman.
Baca juga: Jenazah Eril Akhirnya Ditemukan pada 8 Juni di Bendungan Engehalde Swiss
Pelbagai kuliner Pulau Dewata disajikan pula di ruangan upacara. Tampak ada tum (pepes) ayam, jukut (sayur) daun belimbing, taluh pindangan (telor pindang), sate lilit, lawar sayur, mie goreng, tempeh bumbu tomat, hingga babi guling.
Acara dimulai dengan Puja Tri Sandya, tipikal pembukaan doa dalam upacara Hindhu Darma, lalu dilanjutkan dengan penampilan tarian Oleg Tambulilingan.
Selanjutnya adalah makan bersama.
"Kami masing masing membagi tugas. Ada yang bertugas mengurus makanan, atau keuangan, ada juga yang seperti Ketut Schorro, bagian menyiapkan Metanding (sesaji)," terang Komang Ani, panitia lainnya.
Di lokasi, terlihat pula ada beberapa orang asing.
Baca juga: KBRI Swiss Akan Terus Kawal Proses Kepulangan Jenazah Eril ke Tanah Air
Trevor salah satunya. Dia adalah orang Amerika.
"Saya juga suka Bali. Ini makanan enak enak semua,“ katanya saat diwawancarai Kompas.com.