Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dmitry Muratov, Jurnalis Pionir Rusia Jual Medali Hadiah Nobel Perdamaian untuk Ukraina

Kompas.com - 18/06/2022, 21:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Jurnalis Rusia dan peraih Nobel Perdamaian Dmitry Muratov sedang melelang medali Nobelnya untuk pengungsi Ukraina.

Dia mengaku putus asa dengan pemberantasan media independen di negaranya, di mana dia mengatakan semakin sedikit orang yang mendukung kampanye militer Moskwa.

Baca juga: Meninggal di Rumah Sendirian, Mayat Wanita Rusia Dilaporkan Dimakan 20 Kucing Peliharaanya

Muratov adalah salah satu pendiri dan pemimpin redaksi lama Novaya Gazeta, sebuah surat kabar yang kritis terhadap Kremlin.

Medianya didirikan pada 1993 dengan uang dari Hadiah Nobel Perdamaian mantan presiden Soviet Mikhail Gorbachev.

Selama bertahun-tahun ia menentang pengetatan pembatasan pada media yang berbeda pendapat dengan Kremlin.

Tetapi pada Maret, media independen tersebut akhirnya menangguhkan aktivitas online dan cetaknya, setelah melaporkan apa pun tentang konflik yang menyimpang dari garis pemerintah Rusia menjadi sebuah kejahatan, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

"Negara saya menginvasi negara bagian lain, Ukraina. Sekarang ada 15,5 juta pengungsi ... Kami berpikir lama tentang apa yang bisa kami lakukan ... dan kami berpikir bahwa setiap orang harus memberikan sesuatu yang berharga bagi mereka, yang penting bagi mereka," Muratov mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Putin: Sanksi terhadap Rusia Gila dan Sembrono

Pelelangan medali emasnya berarti dia dengan caranya berusaha berbagi nasib dengan pengungsi Ukraina yang telah kehilangan kenang-kenangan dan "masa lalu mereka," katanya.

"Sekarang mereka (Pasukan Rusia) ingin merenggut masa depan mereka (Ukraina), tetapi kita harus memastikan bahwa masa depan mereka (Ukraina) terpelihara ... hal terpenting yang ingin kami katakan dan tunjukkan adalah solidaritas manusia diperlukan."

Medali Muratov dijual oleh Heritage Auctions pada 20 Juni tepat pada Hari Pengungsi Sedunia, aksi ini mendapat dukungan dari komite hadiah.

Komite menyebut penghargaan untuk Muratov dan Maria Ressa, seorang jurnalis dari Filipina, sebagai dukungan atas hak kebebasan berbicara yang terancam di seluruh dunia.

Muratov mendedikasikan hadiahnya untuk enam jurnalis Novaya Gazeta yang dibunuh karena pekerjaan mereka, di antaranya beberapa kritikus ternama dari Presiden Vladimir Putin.

Baca juga: Warga Negara AS Dipenjara di Rusia karena Selundupkan Ganja

Tidak ada 'Z' yang tersisa di jalanan

Dia menyesali kurangnya media yang bebas, dan kerasnya tindakan negaranya terhadap protes.

Menurutnya, tidak adanya kebebasan berbicara yang nyata, pertukaran pendapat yang nyata, kebebasan berekspresi yang nyata mengarah pada fakta bahwa orang tidak punya pilihan.

“Mereka hanya harus percaya apa yang dikatakan propagandis negara kepada mereka," katanya sebagaimana dilansir VOA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com