LONDON, KOMPAS.com – Nasib Ukraina adalah sesuatu yang penting karena China mengawasi invasi Rusia dan respons dari Barat.
Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace kepada wartawan pada Rabu (16/6/2022), sebagaimana dilansir Sky News.
Saat ditanya pelajaran apa yang akan diambil jika perang berakhir dan Rusia menguasai 20 persen wilayah Ukraina, Wallace menjawab, “Barat tidak memiliki tekad.”
Baca juga: Sejumlah Negara Besar Ingin Ukraina Masuk Uni Eropa, Zelensky Sambut Baik
“Ukraina penting karena China mengawasi,” kata Wallace setelah pertemuan di Oslo, Norwegia.
“Anda melihat masalah di sekitar Taiwan. Ini (perang di Ukraina) pada akhirnya tentang tekad Barat untuk mempertahankan nilai-nilainya, itu saja,” sambung Wallace.
Dia menambahkan, orang-orang yang memiliki pandangan berseberangan akan melihat dan menguji tekad Barat.
“Jika Rusia mengira akan membuat kisah perpecahan dan kegagalan, itu sebenarnya telah gagal dan China akan menyadarinya,” sambung Wallace.
Baca juga: Mantan Kapten Timnas Rusia Ini Berani Kritik Invasi ke Ukraina: Mereka Mungkin Akan Bunuh Saya
Sejumlah analis menduga, Beijing akan menggunakan pelajaran yang diambilnya dari tanggapan Barat terhadap perang di Ukraina.
Hal itu akan menjadi pertimbangan China apakah akan menggunakan kekuatan militer untuk memaksakan kendali atas Taiwan.
Wallace menuturkan, dia tidak ingin berspekulasi tentang kebijakan China di wilayah tersebut.
“Posisi Inggris adalah masalah antara China dan Taiwan harus diselesaikan secara damai dan diplomatis,” tutur Wallace.
Baca juga: Harga Makanan Naik di Inggris, Dipicu Musim Panas dan Konflik Ukraina
“Itulah mengapa bagi kami masalah Hong Kong mengganggu karena 'satu negara dua sistem' telah dihancurkan dalam proses itu dan itu bukan pertanda baik bagi Taiwan,” lanjut Wallace.
Komentar itu muncul setelah Presiden China Xi Jinpin melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu.
Xi dan Putin tampak mesra karena kepentingan mereka selaras. Namun, para analis mengatakan bahwa pada kenyataannya ada kurangnya rasa saling percaya.
Beberapa pekan sebelum invasi Rusia, Xi dan Putin itu merilis pernyataan bersama mengenai apa yang mereka sebut visi bersama untuk "era baru" dalam hubungan internasional.
Dalam panggilan telepon tersbaru, Xi menunjukkan bahwa sejak awal tahun ini, hubungan China-Rusia mempertahankan momentum pembangunan yang baik.
Baca juga: Sekutu Putin: Siapa Bilang Ukraina Masih Eksis 2 Tahun Lagi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.