KYIV, KOMPAS.com - Kantor Jaksa Agung Ukraina mengatakan pada Sabtu (11/6/2022), bahwa mereka telah mengetahui tentang kematian 24 anak lagi di Kota Mariupol, pelabuhan tenggara yang dikepung selama berminggu-minggu sebelum pasukan Rusia merebutnya pada pertengahan Mei.
Jika ditotal, Kantor Jaksa Agung Ukraina menyebut, setidaknya sudah ada 287 anak yang tewas sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Sedangkan, lebih dari 492 anak telah terluka.
Baca juga: Sumber Air Mariupol Tercemar Mayat-mayat yang Bergelimpangan
"Selama pencatatan tindak pidana, diketahui bahwa 24 anak lagi tewas di Mariupol, wilayah Donetsk, sebagai akibat dari penembakan membabi buta oleh militer Rusia," kata kantor tersebut di aplikasi pesan Telegram.
"Angka-angka ini belum final, karena pekerjaan sedang dilakukan untuk menempatkan mereka di tempat-tempat permusuhan aktif, di wilayah yang diduduki dan dibebaskan sementara," tambah pernyataan itu, dilansir dari Reuters.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Wali Kota Mariupol sebelumnya mengatakan, bahwa wabah kolera terjadi di kota itu karena sistem sanitasi rusak dan mayat-mayat membusuk di jalan-jalan.
Rusia sendiri telah membantah menargetkan warga sipil dan telah menolak tuduhan kejahatan perang dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Baca juga: Lebih dari 1.000 Tentara Ukraina yang Menyerah di Mariupol Dipindahkan ke Rusia, untuk Apa?
Kyiv dan sekutunya mengatakan Ukraina diserbu tanpa provokasi.
Pada awal Juni, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 250 anak telah terbunuh sejak perang dimulai dan 5 juta anak masih berisiko mengalami kekerasan dan pelecehan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.