Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Air Mariupol Tercemar Mayat-mayat yang Bergelimpangan

Kompas.com - 11/06/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MARIUPOL, KOMPAS.com – Wabah kolera dan penyakit mematikan lainnya mengintai Kota Mariupol setelah diduduki Rusia.

Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan, ancaman itu muncul karena mayat-mayat yang bergelimpangan tidak diurus di tengah suhu yang mulai menghangat.

Boichenko, yang tidak lagi berada di kota itu, mengatakan bahwa sumber air dan sumur telah terkontaminasi oleh mayat orang-orang yang terbunuh akibat pengeboman dan pengepungan Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-107 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa Cari Titik Lemah Pertahanan di Sungai Siverskyi Donets

Dia menuturkan, pengumpulan mayat-mayat yang bergelimpangan oleh Rusia berjalan lambat, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Dilansir The Guardian, Jumat (10/6/2022), Boichenko menyampaikan bahwa gempuran Rusia di Mariupol telah merenggut nyawa 20.000 penduduk.

“Sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan penduduk Mariupol lagi,” kata Boichenko di televisi.

Dia menambahkan, tidak ada yang diizinkan masuk atau keluar. Boichenko mengatakan kepada BBC bahwa ada banyak mayat di kota itu.

Baca juga: Rusia Cari Titik Lemah Pertahanan Ukraina di Sungai Donets Siverskyi

“Mereka belum mengurut mayat orang-orang yang mereka bunuh dalam pengeboman itu. Banyak mayat masih berada di bawah reruntuhan,” papar Boichenko.

Selain itu, lanjut Boichenko, situasi di Mariupol diperparah dengan sistem pengumpulan sampah yang sudah tidak berfungsi sejak Februari.

Suhu yang semakin hangat karena pergantian musim juga membuat kondisi di sana memprihatinkan.

Hujan lebat turut merusak tempat pemakaman temporer serta kurangnya sistem air dan pembuangan kotoran.

“Campuran itu mengalir ke sungai dan sumur, di mana orang-orang menggunakannya. Air ini sudah beracun. Itu sudah menyebar ke seluruh kota,” ujar Boichenko.

Baca juga: Rusia Tangkap Imam Ortodoks yang Sebut Pasukan yang Serang Ukraina Akan Masuk Neraka

“Otoritas pendudukan membawa air ke kota, tetapi tidak cukup. Orang-orang masih pergi ke sumur dan mengambil air beracun itu,” lanjut Boichenko.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Inggris menuturkan ada risiko wabah kolera besar di Mariupol karena layanan medis kemungkinan hampir runtuh.

Kementerian Pertahanan Inggris menambahkan, Rusia kesulitan untuk menyediakan layanan publik dasar bagi penduduk di wilayah yang diduduki itu.

Sekitar 100.000 orang kini masih berada di Mariupol, kota yang pernah memiliki populasi sekitar 430.000 jiwa sebelum pasukan Rusia menyerbu Ukraina.

Baca juga: Giliran Ukraina Serang Posisi Rusia di Kota Kherson

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com