Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Terkini: 700 Pejuang Mariupol Menyerah, AS Buka Kembali Kedubes di Kyiv

Kompas.com - 19/05/2022, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Moskwa mengatakan hampir 700 lebih pejuang Ukraina telah menyerah di Mariupol yang dikuasai Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat menjadi negara Barat terbaru yang membuka kembali kedutaannya di Kyiv.

Dilansir Reuters, Ukraina telah memerintahkan garnisunnya di Mariupol untuk mundur, tetapi hasil akhir dari pertempuran paling berdarah di Eropa selama beberapa dekade ini masih belum terselesaikan.

Baca juga: Rusia Terjunkan Senjata Laser di Ukraina, Zelensky Malah Mengejek

Komandan tertinggi pejuang Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan masih berada di dalam pabrik, menurut pemimpin separatis pro-Rusia yang menguasai daerah itu, Denis Pushilin, dikutip kantor berita lokal DNA.

Pejabat Ukraina menolak berkomentar secara terbuka tentang nasib para pejuang.

"Negara melakukan upaya maksimal untuk melakukan penyelamatan personel layanan kami," kata juru bicara militer Oleksandr Motuzaynik dalam konferensi pers.

"Informasi apa pun kepada publik dapat membahayakan proses itu."

Kantor berita Rusia TASS pada hari Kamis (19/5/2022), mengutip Pushilin yang mengatakan lebih dari setengah pejuang Ukraina di dalam pabrik baja sekarang telah pergi.

Baca juga: George W Bush Salah Sebut Ukraina Jadi Irak, Penonton Tertawa

Ukraina dan Rusia telah memberikan akun yang bertentangan.

Ukraina mengonfirmasi penyerahan lebih dari 250 pada Selasa (17/5/3/2023) tetapi tidak mengatakan berapa banyak lagi yang ada di dalam.

Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa 694 pejuang tambahan telah menyerah, sehingga jumlah total menjadi 959.

Kementerian pertahanannya memposting video yang dikatakan pejuang Ukraina yang menerima perawatan di rumah sakit setelah menyerah di Azovstal.

Baca juga: Krisis Pangan Global Semakin Parah, Sekjen PBB Berusaha Buka Keran Gandum Ukraina

Mariupol adalah kota terbesar yang telah direbut Rusia sejauh ini dan memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengeklaim kemenangan langka dalam invasi yang dimulai pada 24 Februari lalu.

Sejak itu, serangan Rusia telah membuat kota-kota menjadi puing-puing, ribuan orang terbunuh dan lebih dari enam juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Moskwa telah fokus di tenggara dalam serangan baru-baru ini setelah menarik diri dari Kyiv, di mana, dalam tanda normalisasi lebih lanjut, AS mengatakan telah melanjutkan operasi di kedutaannya pada hari Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-84 Serangan Rusia ke Ukraina, Perlawanan Mariupol Tumbang, Finlandia dan Swedia Resmi Daftar NATO

Kanada, Inggris dan lainnya juga baru-baru ini melanjutkan operasi kedutaan.

Moskwa yang menyangkal menargetkan warga sipil, mengatakan pihaknya terlibat dalam "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.

Barat dan Kyiv menyebut itu sebagai dalih palsu untuk invasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com